Menlu Tiongkok Wang Yi (dua kiri) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin, 11 Juli 2022. (Marcheilla Ariesta / Medcom.id)
Menlu Tiongkok Wang Yi (dua kiri) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin, 11 Juli 2022. (Marcheilla Ariesta / Medcom.id)

Tiongkok Dukung Upaya Zona Bebas Senjata Nuklir ASEAN

Marcheilla Ariesta • 11 Juli 2022 13:15
Jakarta: Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan, negaranya terus mendukung upaya ASEAN untuk menciptakan kawasan bebas senjata nuklir di Asia Tenggara. Ia menyampaikannya dalam pidato di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin, 11 Juli 2022.
 
"Saya menyatakan Tiongkok siap untuk menandatangani protokol Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara kapan saja," katanya.
 
Ia mengeklaim Negeri Tirai Bambu sebagai negara pertama yang menyatakan kesiapan ini dengan ASEAN. Menurutnya, keputusan ini untuk mendukung niat Tiongkok menjadi negara yang menjaga perdamaian dunia.

Wang Yi juga mengungkapkan betapa ia bangga atas pencapaian dalam kerja sama keamanan Tiongkok-ASEAN yang terus memperlihatkan progres terbaiknya. Ia menuturkan, dengan implementasi penuh dari Deklaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DoC) dan kemajuan dalam konsultasi Code of Conduct (CoC), maka perbedaan dan klaim di wilayah Laut China Selatan dapat diatasi.
 
"Situasi di perairan tersebut saat ini stabil secara keseluruhan, dan tidak ada masalah dengan bebas navigasi dan penerbangan," kata dia.
 
Selain itu, sambung Wang Yi, militer dan keamanan saling bertukar pengalaman serta memperdalam kerja sama non-tradisional di kawasan tersebut. Beberapa kerja sama yang dijalankan antara lain, perang melawan terorisme, respons iklim, keamanan siber, perang melawan kejahatan transnasional, dan penanggulangan bencana.
 
Ia mengatakan, dalam pidato 30 tahun ASEAN-Tiongkok, Presiden Xi Jinping mengumumkan untuk memperkuat hubungan dengan kemitraan komprehensif strategis. Menurutnya, di tahun pertama ini, ASEAN dan Tiongkok berhasil menjaga perdamaian di kawasan.
 
Semua tidak lepas dari kawasan yang terbuka, multilateralisme abadi dan kerja sama yang saling menguntungkan. Menurutnya, tidak perlu membangun blok untuk mengamankan kawasan, juga tidak dibutuhkan konfrontasi untuk mencapai hal tersebut.
 
"Pilihan yang kita ambil saat ini menentukan langkah kita ke depan. Terbuka atau isolasi, bekerja sama atau konfrontasi, solidaritas atau terbelah, kemajuan atau kemunduran. Itu semua pilihan kita," pungkasnya.
 
Baca:  Jokowi Tegaskan Hubungan ASEAN-Tiongkok Harus Didasarkan Kepercayaan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan