Hal ini yang ditekankan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat memimpin debat terbuka Dewan Keamanan PBB dengan tema "Menabur Benih Perdamaian: Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB".
"Korps Baret Biru (Blue Helments) adalah penjaga perdamaian yang melindungi ratusan juta manusia di seluruh dunia. Mereka adalah wajah Dewan Keamanan PBB, dan salah satu potret kerja sama multilateral yang terbaik," kata Menlu Retno di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu 8 Mei 2019.
Indonesia sangat percaya dengan peran pasukan penjaga perdamaian PBB dan perlunya investasi yang cukup untuk mempersiapkan kinerja dan kemampuan mereka di lapangan.
Untuk itu, Menlu Retno menekankan pentingnya pemajuan pelatihan dan peningkatan kapasitas personel, untuk meningkatkan kinerja, keberhasilan misi, serta keselamatan dan keamanan personel di lapangan.
Baca: Kemilau Batik Mewarnai Debat Terbuka DK PBB
Menlu Retno menyimpulkan empat poin penting untuk mewujudkan MPP yang berdaya-guna yaitu, memperhatikan kebutuhan spesifik misi, kemampuan berinteraksi dengan komunitas lokal, memajukan peranan perempuan, dan penguatan pelatihan melalui kemitraan global.
Sebagai contoh, personel asal Indonesia di Monusco (Misi PBB untuk Stabilisasi di Republik Demokratik Kongo) yang berhasil mengupayakan rekonsiliasi antara komunitas lokal dengan mantan kombatan sehingga memungkinkan adanya reunifikasi keluarga.
"Mayor Gembong beserta tim-nya dari Indonesia berhasil memfasilitasi reunifikasi 422 mantan kombatan, sehingga semakin memperkuat perdamaian di Kongo," ucapnya.
Penyelenggaraan Debat Terbuka ini tidak terlepas dari rekam jejak Indonesia yang kini berada pada jajaran sepuluh besar negara-negara kontributor MPP PBB. Saat ini, terdapat 3.080 personel Indonesia di delapan misi perdamaian PBB, 106 diantaranya perempuan.
Upaya Indonesia ini juga bagian dari dukungan atas inisiatif "Action for Peacekeeping" Sekjen PBB. Indonesia juga menawarkan Pusat Pelatihan Pasukan Perdamaian yang berada di Indonesia untuk dijadikan pusat pelatihan pasukan perdamaian dunia.
Debat terbuka DK PBB kali ini dihadiri oleh 59 negara termasuk 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, Troops and Police Contributing Countries atau negara kontributor MPP PBB, negara tuan rumah misi, serta organisasi internasional dan kawasan seperti Uni Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News