Pertemuan antara Menlu RI dan Guterres berlangsung di markas besar besar PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa 7 Mei 2019 pagi waktu setempat.
Sebelum bertemu Guterres, Menlu RI mengatakan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Nickolay Mladenov, Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian di Timur Tengah yang saat ini berada di Yerusalem.
Berdasarkan laporan wartawan Metro TV Rina Ramadhani dari markas PBB di New York, Nickolay dan Menlu RI bertukar pikiran serta berdiskusi soal gencatan senjata terbaru yang sedang diberlakukan di Jalur Gaza.
Menlu RI mengatakan sebagai negara yang memliki perhatian yang sangat khusus terhadap Palestina, apalagi saat ini sebagai Presiden DK PBB, Indonesia merasa perlu menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak yang ingin membantu meredakan ketegangan di Jalur Gaza.
Sebelumnya pada Senin 6 Mei, Menlu RI juga telah bertemu dengan Perwakilan Tetap Mesir untuk PBB, Duta Besar Mohamed Edrees.
“Dan saat ini kita (Indonesia dan Mesir) duduk di DK PBB. Kita melakukan compare notes tentang peran apa yang bisa diambil untuk berkontirbusi agar situasi di Gaza tidak memburuk," ucap Menlu RI.
Ia juga mengatakan sebagai negara sahabat, Mesir memiliki peran untuk berkontribusi dalam rekonsiliasi antara kelompok Hamas dan Fatah. Hamas adalah kelompok penguasa di Jalur Gaza, sementara Fatah adalah faksi yang menguasai Otoritas Palestina.
Rencananya pada Kamis depan, di bawah keketuaan Indonesia, DK PBB akan membahas isu Palestina terkait permukiman ilegal yang didirikan Israel.
Militer israel dan Palesina telah sepakat memberlakukan gencatan senjata di Jalur Gaza pada Senin 6 MEi. Dengan dimediasi Mesir, gencatan senjata disepakati usai Isarel dan militan Palestina di Gaza sempat terlibat adu serang yang menewaskan sedikitnya 23 orang.
Baca: Kemilau Batik Mewarnai Debat Terbuka DK PBB
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News