Poster Buron Nicolas Maduro. (Dok. Kementerian Luar Negeri AS)
Poster Buron Nicolas Maduro. (Dok. Kementerian Luar Negeri AS)

Presiden Venezuela Diburon AS, Tawarkan Sampai US$25 Juta, Ini Alasannya

Riza Aslam Khaeron • 11 Januari 2025 14:26
Jakarta: Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa Nicolas Maduro Moros, Presiden Venezuela, menjadi target buruan dengan tawaran hadiah hingga US$25 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
 
Keputusan ini mencerminkan tuduhan berat terhadap Maduro, termasuk kejahatan narkotika dan narco-terorisme.
 

Tuduhan Narco-Terorisme

Maduro dituduh memimpin dan mengelola Kartel Matahari (Cartel of the Suns), sebuah organisasi perdagangan narkoba yang terdiri dari pejabat tinggi Venezuela.
 
Kartel ini bekerja sama dengan organisasi teroris FARC (Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia) dalam berbagai kegiatan kriminal, termasuk:

1. Mengatur pengiriman kokain berskala besar dari Kolombia ke Amerika Serikat dan negara lain.
2. Menyediakan senjata militer untuk FARC.
3. Membentuk milisi bersenjata yang bertindak sebagai unit kekuatan untuk Kartel Matahari.
4. Berkoordinasi dengan jaringan perdagangan narkoba di Honduras dan negara lain.
 
Tuduhan ini diperkuat oleh dakwaan di Pengadilan Federal Distrik Selatan New York pada Maret 2020. Maduro didakwa dengan narco-terorisme, konspirasi impor kokain, dan kepemilikan senjata destruktif.
 

Kontroversi Pemilu dan Klaim Kekuasaan

Maduro menjadi presiden Venezuela setelah kematian Hugo Chávez pada 2013. Namun, pemerintahannya dipenuhi tuduhan korupsi, penindasan, dan kecurangan pemilu.
 
Pemilu presiden 2018 dan 2024 dianggap cacat oleh komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, yang tidak mengakui hasilnya.
 
Pada Juli 2024, Maduro kembali menyatakan kemenangan meskipun bukti menunjukkan kecurangan besar-besaran. AS, bersama banyak negara lain, menolak mengakui kemenangan tersebut, memperkuat ketegangan diplomatik.
 

Hadiah yang Meningkat

Awalnya, AS menawarkan hadiah hingga US$15 juta pada 2020 untuk informasi terkait Maduro. Namun, pada 10 Januari 2025, Departemen Luar Negeri AS meningkatkan tawaran menjadi US$25 juta.
 
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk mempercepat proses penangkapannya dan membatasi pengaruh Maduro di kawasan Amerika Latin.
 
Langkah ini diumumkan sebagai bagian dari "pesan solidaritas kepada rakyat Venezuela," menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.
 
Namun, kritik menyebut bahwa strategi ini malah memperkuat posisi Maduro dengan membuatnya lebih sulit meninggalkan kekuasaan.
 

Dampak Internasional

Kasus Maduro tidak hanya melibatkan AS tetapi juga menimbulkan dampak luas bagi stabilitas politik dan ekonomi di Amerika Latin. Banyak pihak memandang langkah ini sebagai peringatan keras terhadap rezim otoriter dan jaringan kriminal transnasional.
 
Di sisi lain, para pendukung Maduro menyebut tindakan AS sebagai upaya campur tangan dalam urusan domestik Venezuela.
 
Sementara itu, AS juga mengumumkan perpanjangan status perlindungan sementara bagi sekitar 600.000 migran Venezuela yang tinggal di wilayahnya.
 
Kebijakan ini memungkinkan mereka tinggal selama 18 bulan tambahan, sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Venezuela.
 
Nicolás Maduro kini menjadi salah satu pemimpin negara paling dicari di dunia. Dengan tuduhan serius terkait perdagangan narkoba dan narco-terorisme, hadiah hingga US$25 juta mencerminkan tekanan besar yang diberikan Amerika Serikat terhadapnya.
 
Bagaimana situasi ini berkembang akan menjadi perhatian dunia, terutama dalam konteks geopolitik Amerika Latin.
 
Baca Juga:
AS Sita Pesawat Presiden Venezuela Maduro
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan