Moreno menuduh Assange meminta para peretas itu untuk mendorong serangkaian informasi mengenai beragam topik terkait dirinya, WikiLeaks dan para sponsor.
Dilansir dari laman Stuff.co.nz, Rabu 17 April 2019, Moreno menyebut bahwa Ola Bini asal Swedia, yang saat ini berada di tahanan Ekuador, adalah salah satu peretas yang sering diundang Assange.
Bini tinggal di Quito dan ditangkap pekan kemarin, beberapa jam usai Moreno 'mengusir' Assange dari kedubes di London. Saat Assange keluar dari kedubes, kepolisian Inggris langsung menangkapnya.
Menurut keterangan Moreno, Bini telah meretas telepon genggam milik sejumlah warga serta pejabat Ekuador. Orang tua Bini meyakini anaknya tidak bersalah, dan meminta otoritas Ekuador untuk segera membebaskannya.
"Ola adalah seorang teman Julian Assange, tidak lebih dari itu," kata ayah Bini, Dag Gustafsson.
Sementara itu, sekelompok demonstran bentrok dengan aparat kepolisian di Quito terkait sikap Moreno terhadap Assange. Para pengunjuk rasa juga kesal terhadap Moreno yang telah memecat sejumlah pegawai negeri sipil dan mengambil pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Tuduhan Moreno terhadap Assange dilayangkan di Dialog Antar-Amerika dalam kunjungan lima hari di Washington, Amerika Serikat. Moreno tidak dijadwalkan bertemu siapapun dari kabinet Presiden AS Donald Trump.
Assange menikmati suaka di Kedubes Ekuador di London sejak 2012. Namun belakangan, hubungan Assange dengan sejumlah pejabat Ekuador memburuk.
Pemerintahan Moreno menuduh Assange sengaja mencari gara-gara, seperti mengganggu staf diplomatik Ekuador atau bahkan memaparkan kotoran di dinding kedubes.
Saat ini Assange sedang menanti apakah dirinya akan diekstradisi ke Swedia atas tuduhan kasus pemerkosaan atau ke AS terkait tudingan berusaha meretas sistem komputer Pentagon.
Baca: Australia Tidak Berikan Bantuan Khusus untuk Assange
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News