Pernyataan disampaikan Trump beberapa jam setelah kematian Fidel Castro di usia 90 pada Jumat 25 November diumumkan adiknya, Raul Castro.

"Meski Kuba menjadi pulau totaliter, saya berharap hari ini menandai sebuah langkah maju dari horor yang telah berlangsung terlalu lalu, dan menuju masa depan di mana warga Kuba akhirnya dapat hidup dalam kebebasan yang pantas mereka dapatkan," kata Trump, seperti dilansir BBC, Sabtu (26/11/2016).
AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba pada 1961 di tengah meningkatnya ketegangan Perang Dingin. AS menjatuhkan embargo ekonomi kepada Kuba, yang berlaku hingga lebih dari separuh abad.
Di bawah kepemimpinan Barack Obama, ketegangan AS dengan Kuba mulai mencair dan hubungan diplomatik dipulihkan pada 2015.
Semasa kampanye, Trump terus mengkritik sejumlah kebijakan Obama, namun belum pernah menyebut akan membatalkan perbaikan hubungan dengan Kuba. Ia menegaskan akan memastikan warga Kuba "memulai perjalanan mereka menuju kesejahteraan dan kebebasan."
Obama menyampaikan ucapan duka atas kematian Fidel Castro. Ia mengatakan sejarah akan "mencatat dan menghakimi dampak dari sepak terjang" Castro. "Amerika mengulurkan tangan persahabatan kepada warga Kuba dalam masa berkabung ini," ungkap Obama.
.jpg)
Fidel Castro berkuasa pada 1959 dan mendorong revolusi komunis. Dia menentang AS selama berdekade-dekade, dan selamat dari ratusan percobaan pembunuhan.
Pendukung Castro menyebut dirinya kembali ke Kuba untuk mengabdi kepada masyarakat. Sementara kritikus menyebut Castro sebagai diktator.
Baca: Wafatnya Fidel Castro Jadi Langkah Baru untuk Kuba
Jenazah Castro akan dikremasi pada Sabtu dalam sebuah upacara privat di Havana. Masa berkabung nasional telah diumumkan di Kuba hingga 4 Desember mendatang. Abu dari jasad Castro akan disimpan di kota Santiago.
Kabar kematian Castro mengejutkan warga Kuba. "Saya selalu berpikir ini tidak akan terjadi," ucap salah seorang warga Havana. "Walaupun mereka bilang dia suda tiada, saya masih belum percaya."
Namun ada juga beberapa kelompok warga Kuba yang tidak simpatik kepada Castro. "Semoga Tuhan mengampuninya, karena saya tidak akan," ungkap Ladies in White, sebuah grup yang didirikan sejumlah wanita yang suaminya ditahan di masa kepemimpinan Castro.
Sementara di Miami -- wilayah AS yang banyak terdapat komunitas Kuba -- kabar kematian Castro disambut perayaan meriah di beberapa titik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id