Sebelumnya, Trump pernah menegaskan dirinya tidak akan mengakhiri shutdown sebelum Kongres AS menyetujui proposal dana USD5,7 miliar atau setara Rp80 triliun untuk pembangunan tembok di perbatasan AS dan Meksiko.
Namun di bawah tekanan politik, Trump akhirnya sepakat menandatangani perjanjian untuk mengakhiri shutdown pada Jumat 25 Januari dan membuka kembali pemerintahan untuk tiga pekan ke depan. Shutdown telah membuat sekitar 800 ribu pegawai federal dipaksa cuti atau bekerja tanpa dibayar.
Berikut judul berita utama beragam media nasional AS yang memberitakan kekalahan Trump, seperti diberitakan di laman BBC, Sabtu 26 Januari 2019.
Baca: Trump Menyerah dan Sepakat Akhiri Shutdown
The New York Times
THE NYT menuliskan judul berita utama dengan, "Trump mundur, mengakhiri shutdown terpanjang dalam sejarah AS." Koresponden THE NYT untuk Gedung Putih menuliskan bahwa peristiwa ini adalah "kekalahan menyakitkan bagi seorang presiden yang biasa meraih kemenangan."
Surat kabar ini telah lama menjadi target serangan Trump, yang menyebut para jurnalisnya sebagai pribadi "penakut." Trump juga beberapa kali menyebut The NYT kerap menuliskan "berita palsu."
The Washington Post
Situs dari surat kabar ini dilengkapi dengan penanda waktu, yang menyoroti sudah berapa lama shutdown berlangsung. Dalam laman itu terlihat penanda waktu berakhir di angka 34 hari, 21 jam dan 18 menit.
Dalam sebuah video di situs tersebut mengenai makanan untuk pekerja federal, beberapa dari mereka mengaku lega shutdown telah berakhir. Namun ada juga beberapa lainnya yang khawatir peristiwa serupa akan terulang dalam tiga pekan ke depan.
Para editor Washington Post menilai Trump telah menjadi "sandera atas perilakunya sendiri."
Fox News
Saluran televisi ini, yang sudah sejak lama lebih condong kepada Trump, menuliskan judul utama mengenai shutdown dengan "pemerintah kembali dibuka." Disebutkan pula dalam pemberitaannya bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Trump merosot, dengan 37 persen mendukung dan 58 persen tidak.
Editor kanal politik Fox News menuliskan bahwa Trump sebaiknya tidak membiarkan citranya terlihat seperti presiden "yang menyerah" di bawah desakannya untuk membangun tembok perbatasan.
Breitbart News
Media sayap kanan, yang namanya dikenal hingga ke kancah nasional usai Trump menang pemilu 2016, lebih memberitakan mengenai Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Partai Demokrat yang menolak proposal dana pembangunan tembok Trump.
Halaman depan media ini menuliskan bahwa Pelosi seolah "mengejek" Trump dengan menandatangani perjanjian berakhirnya shutdown dengan delapan pena, yang kemudian dia berikan sebagai oleh-oleh untuk para koleganya.
Breitbart juga menuliskan bahwa sedikitnya 30 ribu imigran gelap akan terjadi dalam tiga pekan ke depan jika tidak ada dana untuk membangun tembok perbatasan. Angka itu dicantumkan Breitbart dengan mengambil data estimasi dari Departemen Keamanan Nasional.
USA Today
Media ini mengambil pandangan berbeda dari Breitbart, dengan mengatakan Pelosi "bersikap hati-hati dan tidak terlalu mengumbar kemenangannya" atas Trump. USA Today menilai berakhirnya shutdown ini, meski hanya sementara, adalah kemenangan Pelosi atas desakan proposal dana Trump.
Berita utama USA Today difokuskan mengenai hubungan Trump dengan Pelosi yang "telah mengubah segalanya di Washington." USA Today juga menuliskan bahwa "siapapun sebaiknya tidak meremehkan dia (Pelosi)."
CNN
Kantor berita yang disebut penghasil "berita palsu" oleh Trump menuliskan mengenai orang-orang di belakang presiden yang terpukul atas kekalahan terkait shutdown.
Analisis oleh editor CNN menyatakan bahwa "Nancy Pelosi mengalahkan Trump" dengan hanya mengatakan "tidak" dan tetap berpegang teguh pada ucapan sederhana itu.
CNN mengutip seorang penasihat Trump, yang mengatakan bahwa ini merupakan "kekalahan memalukan bagi seorang pria yang jarang menelan kekalahan." Karena Pelosi adalah tokoh pemimpin Demokrat yang merupakan mayoritas di DPR AS, penasihat yang tidak ingin disebutkan namanya itu menilai satu-satunya jalan bagi Trump ke depan adalah dengan mencapai "kompromi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News