Unjuk rasa anggota dan simpatisan Organisasi Komunitas Iran Amerika ini digelar di Freedom Plaza, Pennsylvania Avenue, sekitar dua blok dari Gedung Putih. Mereka menyerukan adanya gerakan massa di Iran dan mengganti rezim saat ini.
Para pengunjuk rasa menilai perubahan rezim diperlukan agar Iran dapat berubah menjadi negara demokratis, sekuler dan tidak memiliki senjata nuklir.
Sejumlah anggota parlemen AS seperti Sheila Jackson Lee dan Brad Sherman berbicara secara langsung atau melalui video dalam demonstrasi. Maryan Rajavi, presiden terpilih untuk Dewan Resistensi Nasional Iran juga turut berpidato.
Dalam pidatonya, Rajavi menyebutkan bahwa aksi damai ini digelar berbarengan dengan Hari Perempuan Internasional. Ia mengucapkan selamat kepada semua wanita yang berjuang demi kesetaraan di bawah "rezim misoginis," merujuk pada Iran.
"Hari ini, Iran dan warganya merasa bangga kepada para wanita di Iran yang telah berjuang dalam gerakan resistensi terbesar di era modern," tutur Rajavi, seperti dinukil dari laman UPI.
"Banyak dari mereka telah menjadi martir, tahanan atau korban penyiksaan, dan selama empat dekade terakhir juga telah aktif di semua medan pertempuran," sambung dia.
Rajavi menyerukan Kementerian Luar Negeri AS untuk menyatakan militer Iran, yakni Korps Garda Revolusioner, serta Kementerian Intelijen di Teheran sebagai organisasi teroris asing.
"(Jika seruan tersebut terlaksana) maka akan mengirimkan pesan positif kepada masyarakat Iran, dan juga pesan menentukan bagi rezim," tegas dia.
Setelah sesi pidato, para pengunjuk rasa berpawai di Pennsylvania Avenue menuju Gedung Putih.
Tahun lalu, AS memberikan tekanan maksimum kepada Iran dengan menjatuhkan sanksi kepada ratusan individu dan entitas Iran. AS menyebut tekanan ini dimaksudkan agar Iran menghentikan kegiatan nuklirnya yang dipandang sebagai dukungan luas untuk "terorisme."
Baca: AS Beri Tekanan Maksimum untuk Ekonomi Iran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News