Seruan muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan akan adanya "agresi militer" ke negara yang terkena krisis.
Trump mengancam tindakan militer terhadap Venezuela dua pekan lalu. Pada Jumat 25 Agustus, dia menandatangani sebuah perintah yang melarang transaksi utang baru dari pemerintah Venezuela.
"Terhadap ancaman perang Amerika Serikat, semua warga Venezuela berusia antara 18 dan 60 tahun diminta untuk berkontribusi dalam pertahanan integral negara," kata sebuah pengumuman yang disiarkan di televisi pemerintah, seperti disitir Reuters, Minggu 27 Agustus 2017.
Otoritas mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan 700.000 anggota milisi sipil dan 200.000 tentara, marinir, dan awak kapal untuk berpartisipasi.
Siaran di televisi nasional memperlihatkan warga Venezuela berusia muda dan tua memasuki pusat pendaftaran tentara cadangan. Terlihat juga penembak jitu yang menunjukkan praktik menembak target.
Majelis Konstituante
Ketegangan diplomatik di Venezuela meningkat bulan lalu ketika sebuah superbodi legislatif yang disebut majelis konstituante dipilih atas perintah Maduro. Badan ini memiliki kekuatan untuk membuat undang-undang, melampaui kongres yang dikontrol oposisi.
Maduro mengatakan, majelis baru tersebut merupakan satu-satunya harapan Venezuela demi memulihkan perdamaian sesudah berbulan-bulan demonstrasi mematikan anti-pemerintah.
Pemerintah di seluruh dunia mencela pemilihan majelis super dengan 545 anggota itu sebagai kekuatan yang mendukung kekuasaan Maduro.
Para pemimpin koalisi oposisi yang murka memboikot pemilihan majelis, 30 Juli. Mereka malah memaksa pemilihan presiden lebih awal, yang kemungkinan akan mendepak Maduro saat popularitasnya surut seiring perekonomian yang diruyak inflasi tiga digit dan kekurangan pangan serta obat-obatan akut.
Ancaman Trump dengan aksi militer "dimainkan" Maduro dengan dorongan pernyataan berulang kali, bahwa "kerajaan" AS telah melancarkan perang ekonomi ke Venezuela dan ingin menyerbu Venezuela untuk mencuri cadangan minyaknya yang luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News