Militer Venezuela menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran. Di tengah kekacauan, muncul laporan adanya beberapa anggota pasukan keamanan yang meninggalkan pos mereka dan membelot ke oposisi.
Sedikitnya dua orang tewas dalam bentrokan di dekat perbatasan Brasil pada Sabtu 23 Februari. Satu hari sebelumnya, dua orang lainnya juga tewas di dekat lokasi yang sama.
Baca: Prajurit Venezuela Bunuh Dua Orang di Perbatasan
Pada Sabtu sekitar pukul 18.00 waktu Venezuela, pemerintah Kolombia yang merupakan negara tetangga melaporkan sekitar 300 orang terluka dalam bentrokan. Awak media di perbatasan melaporkan adanya beberapa korban luka serius, termasuk yang kehilangan bola mata.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah menutup sejumlah perbatasan negara dalam rangka menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan. Tokoh oposisi Juan Guaido adalah orang yang meminta bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional.
Bulan lalu, Guaido telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim. Ia bertekad menyalurkan bantuan bagi ratusan ribu warga Venezuela yang disebutnya membutuhkan bantuan darurat.
Namun Maduro menolak gelombang bantuan, yang disebutnya hanya akal-akalan Amerika Serikat untuk melakukan invasi ke Venezuela.
Seperti dikutip dari laman BBC, Minggu 24 Februari 2019, media lokal Venezuela melaporkan adanya sejumlah orang yang melompati barikade pemerintah Venezuela di perbatasan. Serangkaian foto memperlihatkan pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke arah relawan. Sementara para relawan terlihat melempari batu prajurit dan polisi antihuru-hara dengan menggunakan batu.
Terdapat pula laporan adanya beberapa truk berisi bantuan kemanusiaan yang dibakar. Guaido mengecam hal tersebut, dan menyebutnya sebagai pelanggaran aturan internasional.
Guaido mengunjungi jembatan Tienditas di Kolombia yang berbatasan dengan Venezuela. Di sana, ia ditemani Presiden Kolombia Ivan Duque.
"Selamat datang di sisi yang benar," sebut Guaido kepada sejumlah tentara yang dikabarkan membelot ke oposisi. Guaido menegaskan mereka yang membelot akan mendapatkan "amnesti."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News