"Rezim Suriah mengklaim sedang memerangi teroris, namun mereka justru meneror ratusan ribu warga sipil dengan serangan udara, artileri, roket, dan operasi darat," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert, seperti dikutip AFP, Senin 26 Februari 2018.
"Rusia memiliki pengaruh untuk menghentikan operasi ini, jika mereka memilih tunduk pada gencatan senjata UNSC," tambah dia, merujuk pada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Meski DK PBB telah mengadopsi resolusi gencatan senjata, pasukan Suriah yang didukung Rusia terus menggempur Ghouta Timur sejak pekan lalu.
"AS meminta segera diakhirinya operasi penyerangan dan membuka akses bagi penyaluran bantuan kemanusiaan dan relawan yang akan merawat korban luka," sebut Nauert.
Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya merespons resolusi DK PBB dengan memberlakukan jeda kemanusiaan di Ghouta Timur. Bukan jeda menyeluruh, melainkan hanya lima jam per hari.
Putin mengatakan jeda kemanusiaan ini akan berlangsung dari pukul 9 pagi hingga 2 siang waktu setempat pada setiap harinya.
Baca: Konflik Suriah, Putin Perintahkan Jeda Kemanusiaan 5 Jam Sehari

Statistik korban tewas di Ghouta Timur. (Foto: AFP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News