Situasi DK PBB saat perundingan adopsi rancangan resolusi DK PBB. (Foto: Xinhua).
Situasi DK PBB saat perundingan adopsi rancangan resolusi DK PBB. (Foto: Xinhua).

DK PBB Tolak Adopsi Rancangan Resolusi Venezuela

Marcheilla Ariesta • 01 Maret 2019 15:53
New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak mengadopsi dua rancangan resolusi untuk Venezuela. Rancangan resolusi itu diajukan Rusia dan Amerika Serikat (AS).
 
Rancangan milik AS menerima sembilan suara mendukung, tiga menentang, dan tiga abstain. Yang menentang adalah Tiongkok, Rusia dan Afrika Selatan.
 
Sementara milik Rusia, sebanyak empat negara mendukung, tujuh menentang dan empat lainnya abstain.
 
Laman China.org, Jumat 1 Maret 2019, melaporkan draf milik AS menekankan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari situasi di Venezuela. Mereka juga meminta agar DK PBB memfasilitasi akses tanpa hambatan dan memberi bantuan kepada seluruh masyarakat Negeri Bolivarian yang membutuhkan.
 
“Ini sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan,” ucap pejabat AS.
 
Sementara draf Rusia menyerukan bahwa bantuan internasional harus diberikan dengan persetujuan dan dasar seruan Pemerintah Venezuela. Mereka juga mendesak penyelesaian situasi dilakukan dengan cara damai dan mendukung semua inisiatif yang bertujuan untuk mencapai solusi politik di masyarakat Venezuela.
 
Pertemuan DK PBB dilakukan pada Kamis 28 Februari 2019. Pertemuan kemarin merupakan yang ketiga kalinya dalam sebulan terakhir. Mereka membahas meningkatnya ketegangan politik yang dihadapi negara Amerika Latin tersebut.
 
Baca: AS Desak DK PBB Adopsi Resolusi Krisis Venezuela
 
Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan pertemuan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai langkah persiapan intervensi nyata, bukan hanya kemanusiaan.
 
“Pembahasan masalah Venezuela di DK PBB merupakan titik awal kami untuk menegakkan semangat Piagam PBB dan prinsip-prinsip dasar yang mengatur hubungan internasional, mempromosikan penyelesaian damai atas masalah di sana dan menjaga perdamaian jangka panjang, stabilitas serta pembangunan di Amerika Latin,” kata Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB Wu Haitao.
 
Venezuela terus terjerumus dalam kisruh politik sejak 23 Januari ketika Presiden Majelis Nasional Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara. Pernyataan pemimpin oposisi itu pun diakui Amerika Serikat dan beberapa negara lain.
 
Presiden Venezuela Nicolas Maduro tak tinggal diam. Dia memblokir semua bantuan kemanusiaan dari Negeri Paman Sam. Menurut Maduro, bantuan tersebut adalah untuk invasi militer ke negaranya.
 
Akibat perseteruan tersebut, Pemerintah Venezuela menutup perbatasan darat dengan Brasil dan Kolombia. Mereka juga menutup beberapa rute udara dan laut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan