Pernyataan Guterres disampaikan satu hari usai kubu oposisi di Venezuela berusaha menyalurkan bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional. Bentrokan terjadi saat para relawan penyalur bantuan dihalangi pasukan keamanan Venezuela dengan tembakan gas air mata dan peluru karet.
Dua orang dilaporkan tewas dalam bentrokan di dekat perbatasan Brasil pada Sabtu 23 Februari. Dua orang lainnya juga dikabarkan meninggal dalam bentrokan dengan petugas keamanan Venezuela satu hari sebelumnya.
Sementara di wilayah yang berbatasan dengan Kolombia, 285 orang dilaporkan terluka dalam bentrokan dengan prajurit Venezuela.
Dalam pernyataan resmi kantor Sekjen PBB, seperti dilansir dari kantor berita AFP, Minggu 24 Februari 2019, disebutkan bahwa "Guterres terkejut dan sedih saat mengetahui adanya beberapa warga sipil yang kehilangan nyawa mereka dalam peristiwa kemarin.
Menyerukan adanya ketenangan, Guterres juga mendesak "semua pihak untuk menurunkan ketegangan dan menggunakan segala cara" agar peristiwa serupa tak terulang di masa mendatang.
"Kekerasan harus dihindari dengan segala cara, dan penggunaan kekuatan yang bersifat mematikan juga tidak boleh digunakan dalam situasi apapun," lanjutnya.
Bantuan kemanusiaan merupakan isu utama dalam perseteruan antara tokoh oposisi Juan Guaido dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Guaido ingin menyalurkan bantuan tersebut kepada warga yang membutuhkan di Venezuela, sementara Maduro bertekad mencegahnya.
Menurut Guaido, ada sekitar 300 ribu warga Venezuela yang membutuhkan bantuan darurat di tengah krisis ekonomi di negaranya saat ini. Namun Maduro menilai bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional, terutama yang berasal dari Amerika Serikat, hanyalah tipuan. Maduro mencurigai bahwa AS sebenarnya ingin menginvasi Venezuela melalui bantuan kemanusiaan.
Di Washington, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengecam keras Maduro yang menghalangi penyaluran bantuan kemanusiaan untuk warganya sendiri. Menurutnya, aksi menghalangi bantuan kemanusiaan hanya bisa dilakukan seorang "tiran sakit jiwa."
Baca: Menlu AS Sebut Nicolas Maduro 'Tiran Sakit Jiwa'
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News