Hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh Kedutaan Rusia di AS. "Pesawat telah tinggal landas, setiap orang sudah pergi," sebut pernyataan pers Kedubes Rusia.
Dilansir AFP, Senin (1/1/2017), 35 diplomat Rusia tersebut diberi waktu 72 jam untuk meninggalkan AS. Sementara, akses terhadap dua kompleks Rusia di New York dan Maryland tidak boleh dimasuki oleh pejabat Rusia mulai Jumat 30 Desember 2016 siang lalu.

Kompleks Rusia di New York/AP
Selain sanksi tersebut, AS juga memberikan sanksi ekonomi dengan membekukan aset dan menghentikan sistem finansial dua agen intelijen Main Intelligence Directorate (GRU) dan Federal Security Service (FSB).
Sanksi ini diberikan Obama atas dugaan keterlibatan Rusia terhadap peretasan pemilihan umum presiden AS, November lalu. Bebarengan dengan dikeluarkannya sanksi ini, FBI pun merilis laporan yang menunjukkan bukti kuat bahwa Rusia terlibat.
"Tindakan ini diambil untuk merespons apa yang dilakukan Rusia terhadap diplomat Amerika dan aksi diplomat yang tidak konsisten dengan praktek diplomatik," tegas Obama.
Tak hanya itu, Rusia dianggap membantu Donald Trump untuk memenangkan reli pemilu AS dan mengalahkan Hillary Clinton. Rusia diduga membocorkan berbagai informasi untuk membantu Trump.
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Rusia sempat meminta persetujuan Presiden Vladimir Putin untuk membalas sanksi AS. Namun, Putin memutuskan tidak melakukan pengusiran apapun sebagai balasan.
Sebaliknya, ia akan mempertimbangkan apa yang akan dilakukan Trump dengan keadaan hubungan AS-Rusia, yang mulai menjabat sebagai presiden AS, 20 Januari mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News