"Langkah penundaan yang bagus - Saya tahu ia sangat cerdas," tulis Trump dalam akun Twitter pribadinya, seperti dikutip AFP, Sabtu (31/12/2016). Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengusulkan kepada Putin agar disetujuinya pelarangan masuk diplomat ke suatu negara.
Hal ini dilakukan sebagai tindakan balasan Rusia untuk AS. Rencananya, Rusia akan mengusir 31 staf kedutaan AS di Moskow dan empat diplomat dari KonsulatAS di St. Petersburg.
Cuitan Trump muncul tak lama setelah Putin menyampaikan bahwa Rusia tidak akan balas usir diplomat AS. Putin mengatakan bahwa Rusia tidak akan mengusir siapapun. Bahkan, ia juga mengundang anak-anak diplomat AS untuk liburan bersama.
Selain mengungkapkan akan tindakan terhadap diplomat, lebih jauh ia juga menyampaikan akan mengambil langkah berikutnya berdasarkan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Penundaan sanksi oleh Rusia inilah yang dipuji oleh Trump sebagai 'penundaan' yang amat cerdas. Sebaliknya, Trump sempat mengejek dua stasiun televisi AS, yaitu CNN dan NBC. Trump menyatakan bahwa dua stasiun televisi tersebut memperburuk hubungan AS-Rusia. Sebaliknya, Fox News malah meredam ketegangan.
Tuduhan peretasan yang dilakukan Rusia ini memang sudah muncul sejak masa kampanye Trump dan Hillary Clinton masih berlangsung. Putin pun diduga terlibat langsung untuk membantu memenangkan Trump menjadi presiden AS.
Saat ini, FBI pun mengaku mempunyai bukti yang cukup kuat, menunjukkan bahwa Rusia lah pelaku peretasan pemilu AS, November kemarin. Bukti yang ditunjukkan FBI salah satunya adalah sampel kode berbahaya yang digunakan para peretas.
laporan setebal 13 halaman tersebut menyebutkan badan intelijen Rusia, FSB, mengirim tautan surat elektronik atau e-mail selama pertengahan 2015 lalu kepada lebih dari 1.000 penerima, termasuk pemerintah AS.
"Komite Partai Demokrat menjadi salah satu penerima tautan tersebut," demikian bunyi laporan FBI, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News