Rusia juga berencana mengusir 35 diplomat AS sebagai pembalasan yang setimpal karena AS lebih dulu mengusir 35 diplomat Rusia dan menutup dua kompleks Rusia di New York dan Maryland.
"Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengusulkan kepada Presiden Vladimir Putin untuk menyetujui langkah personae non gratae (pelarangan masuk diplomat ke suatu negara) 31 staf kedutaan AS di Moskow dan empat diplomat dari KonsulatAS di St. Petersburg," ucap Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, seperti dikutip AFP, Sabtu (31/12/2016).
Lavrov menegaskan Kremlin tidak akan membiarkan sanksi AS 'menekan' Rusia dan mengatakan bahwa tudingan AS soal intervensi Rusia dalam pemilunya sebagai tuduhan tidak mendasar dan mengada-ada.
Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan Presiden AS, Barack Obama mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden dengan menerapkan 'langkah anti-Rusia' yang membuat hubungan kedua negara semakin buruk dan panas.
"Sangat disesalkan pemerintah Obama yang pada awalnya ingin menormalisasi hubungan kedua negara harus mengakhiri tugasnya dengan sikap anti-Rusia. RIP," tulis Medvedev di akun Facebook pribadinya.
Tudingan AS terkait intervensi Negeri Beruang Merah tersebut pada pemilu kemarin semakin kuat usai Badan Pusat Intelijen AS (CIA) membenarkan Rusia telah ikut campur dalam pilpres AS. Lembaga intelijen AS menyatakan bahwa campur tangan Rusia dimaksudkan guna memenangkan Donald Trump dalam pemilu presiden.
Bebarengan dengan sanksi yang dikeluarkan Obama, FBI pun merilis laporan setebal 13 halaman yang menunjukkan bukti kuat bahwa ada campur tangan Rusia dalam pemilu AS, 8 November kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
