medcom.id, Washington: CIA telah mengidentifikasi pejabat Rusia yang membocorkan hasil retasan dari Komite Nasional Demokrat (DNC) dan para pemimpin partai itu kepada WikiLeaks dalam arahan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui tangan pihak ketiga. Para pejabat senior Amerika Serikat (AS) membocorkan laporan intelijen AS yang terbaru, Kamis 5 Januari.
Para pejabat secara anonim mengatakan, Central Intelligence Agency (CIA) dan lembaga intelijen lain telah menyimpulkan bahwa Pemerintah Rusia meningkatkan upaya mendiskreditkan proses pemilu AS untuk membantu kampanye Presiden terpilih Donald Trump.
Penilaian intelijen sudah disampaikan kepada Presiden Barack Obama dan mereka akan memberi pengarahan kepada Trump, pada Jumat 6 Januari. Trump menolak penilaian komunitas intelijen yang meluas bahwa Rusia menggencarkan serangan siber selama kampanye pemilu guna melemahkan kandidat Demokrat, Hillary Clinton.
Rusia sudah membantah tudingan peretasan
"Sejak Oktober, menjadi jelas bahwa Rusia berusaha membantu kampanye Trump," kata pejabat yang mengetahui laporan lengkap itu seperti dilansir Daily Mail dari laporan Reuters, Jumat (6/1/2017).
Ia berbicara tanpa menyebutkan nama sebab versi lengkap laporan bersifat Sangat Rahasia.
Dalam beberapa kasus, seorang pejabat berkata, materi tersebut diikuti apa yang dinamakan "jalan memutar" dari GRU, badan intelijen militer Rusia, menuju WikiLeaks. Upaya nyata itu membuat asal-usul materi sulit dilacak, praktik umum yang digunakan oleh semua badan intelijen, termasuk spion AS.
Pelepasan ini, kata para pejabat, lantas diaktifkan oleh pendiri WikiLeaks Julian Assange untuk mengatakan bahwa pemerintah atau lembaga negara Rusia bukan sumber materi yang dipublikasikan di situsnya.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, pekan ini, Assange berkata tidak menerima email yang dicuri dari DNC dan ajudan Clinton, John Podesta, dari "pihak pemerintah." Assange tidak menutup kemungkinan bahwa materi itu diperolehnya dari pihak ketiga.
Rincian laporan muncul saat pejabat tinggi intelijen AS, James Clapper, mengatakan telah "menjadi lebih tegas" dalam keyakinannya bahwa Rusia melancarkan serangan siber atas Partai Demokrat selama kampanye pemilu 2016.
Tidak seluruh 17 badan intelijen berpartisipasi menyiapkan penilaian. Versi acak laporan ini diharapkan rilis pada Jumat pagi, kata dua orang pejabat.
Obama usir diplomat Rusia terkait peretasan
Pada 29 Desember, Presiden Obama mengusir 35 diplomat Rusia yang "beroperasi intelijen," meletakkan sanksi atas para pejabat pemerintah Rusia dan intelijen, dan para terduga peretas.
Selain mengusir 35 diplomat Rusia, Pemerintah AS juga menutup dua kompleks Rusia di New York dan Maryland sebagai balasan atas pelecehan yang diterima diplomat-diplomat Amerika di Moskow.
(Baca: Amerika Serikat Usir 35 Diplomat Rusia).
Para diplomat yang didepak adalah mereka yang bertugas pada Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Konsulat Rusia di San Francisco.
Pengusiran itu merupakan bagian dari rangkaian tindakan yang diumumkan AS pada Kamis untuk menghukum Rusia atas intimidasi yang diterima para diplomat Amerika di Moskow serta campur tangan Moskow dalam pemilihan presiden AS.
Pemerintahan Presiden Barack Obama mengumumkan, tindakan-tindakan balasan itu dilakukan karena Rusia meretas lembaga-lembaga politik dan anggota masyarakat AS. Balasan juga dilancarkan karena Rusia membocorkan informasi dengan tujuan membantu presiden terpilih AS Donald Trump serta para kandidat Partai Republik lainnya, kata dua pejabat AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News