Tiga hari usai Trump membatalkan serangan balasan ke Iran atas penembakan pesawat tanpa awak, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengingatkan Iran untuk tidak terlena atas sikap Washington saat ini.
"Iran ataupun pihak lainnya jangan salah mengartikan kehati-hatian AS sebagai sebuah kelemahan," kata Bolton di Yerusalem, usai dirinya bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu, seperti disitat dari Financial Times, Senin 24 Juni 2019.
Trump memerintahkan serangan balasan terhadap beberapa situs di Iran pada Kamis lalu. Namun 10 menit menjelang eksekusi serangan, Trump membatalkannya. Ia melakukan itu usai menerima laporan bahwa 150 warga Iran mungkin tewas jika serangan dilakukan.
Berbeda dengan beberapa penasihatnya yang lebih bersikap keras, Trump memberikan sinyal bahwa dirinya masih akan menjalankan kebijakan "tekanan maksimal" lewat rangkaian sanksi ekonomi. Ia berharap sanksi ini dapat membuat Iran mau bernegosiasi resmi dengan AS.
Dalam wawancara bersama NBC News, Trump mengatakan bahwa dirinya bersedia berdialog dengan Iran "tanpa prasyarat" apapun. Namun, sembari menanti respons Iran atas ajakan negosiasi, sanksi ekonomi tetap diterapkan.
"Iran, tolong dengarkan, Anda tidak boleh memiliki senjata nuklir. Tapi jika Anda ingin membicarakan hal tersebut, maka mari bicarakan baik-baik," tutur Trump.
"Jika tidak mau melakukan hal tersebut, maka Anda dapat hidup di tengah perekonomian yang hancur lebur untuk waktu lama," lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah memulai tur Timur Tengah untuk membahas masalah Iran. Tur ini diawali dengan Arab Saudi, dan akan berlanjut ke Uni Emirat Arab.
Baca: AS Dikabarkan Lancarkan Serangan Siber ke Iran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News