Seorang prajurit Venezuela (kanan) membelot ke wilayah Kolombia pada 23 Februari 2019. (Foto: LUIS ROBAYO/AFP/Getty Images)
Seorang prajurit Venezuela (kanan) membelot ke wilayah Kolombia pada 23 Februari 2019. (Foto: LUIS ROBAYO/AFP/Getty Images)

Jumlah Pembelot di Venezuela Terus Bertambah, Lampaui 500

Willy Haryono • 02 Maret 2019 19:23
Caracas: Lebih dari 500 prajurit Venezuela telah membelot dari Presiden Nicolas Maduro dan balik mendukung tokoh oposisi Juan Guaido. Sebagian besar dari mereka meninggalkan pos penjagaan dan menyeberang ke Kolombia.
 
Guaido, yang telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela pengganti Maduro pada Januari lalu, menjanjikan pengampunan atau amnesti kepada semua pembelot.
 
Menurut data pemerintah Kolombia, seperti dikutip dari laman Business Insider, Sabtu 2 Maret 2019, jumlah pembelot dari Venezuela sudah mencapai 567 orang. Angka itu dicatat sejak terjadinya bentrokan berdarah antara simpatisan Guaido dengan pasukan keamanan Venezuela di wilayah perbatasan pekan lalu.

Bentrokan yang menewaskan empat orang itu terjadi saat para relawan Guaido hendak menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Venezuela, namun dihalangi personel militer Maduro.
 
Bantuan kemanusiaan merupakan isu utama dalam perseteruan antara Guaido dengan Maduro. Sejumlah pihak menilai bentrokan di tengah usaha penyaluran bantuan kemanusiaan ini merupakan tes loyalitas bagi militer Venezuela. Maduro mencurigai upaya penyaluran bantuan ini hanya kedok Amerika Serikat untuk menginvasi Venezuela.
 
Meski AS, Uni Eropa, Kanada dan banyak negara Amerika Latin lainnya sudah mengakui Guaido sebagai presiden interim, namun dirinya tetap membutuhkan dukungan militer Venezuela untuk mendepak Maduro.
 
Sejauh ini, sebagian besar pembelot adalah prajurit berpangkat rendah hingga sedang. Mereka semua diyakini membelot karena terkena dampak dari krisis ekonomi di Venezuela, yang membuat berbagai kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan menjadi komoditas langka. Hiperinflasi juga membuat mata uang Venezuela, bolivar, menjadi hampir tidak ada nilainya.
 
Amando Lapo, sebuah analis pertahanan dan militer untuk International Institute for Strategic Studies (IISS), menilai bahwa tren pembelotan di Venezuela ini belum dapat dikatakan ancaman bagi Maduro.
 
"Pembelotan ini belum sampai ke level yang dapat mengganggu pemerintahan Maduro," tutur Lapo kepada Business Insider.
 
Personel aktif militer Venezuela, berkisar 95 ribu hingga 150 ribu, tersebar di seantero negeri. Namun kekuasaan militer hanya dipegang beberapa perwira senior, yang menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan atau memimpin perusahaan tertentu.
 
Baca: DK PBB Tolak Adopsi Rancangan Resolusi Venezuela
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan