Joe Biden dan Donald Trump. ( AFP / Jim WATSON, KAMIL KRZACZYNSKI)
Joe Biden dan Donald Trump. ( AFP / Jim WATSON, KAMIL KRZACZYNSKI)

Biden dan Trump Saling Klaim Lebih Berjasa dalam Gencatan Senjata Israel-Hamas

Riza Aslam Khaeron • 16 Januari 2025 13:33
Washington: Pada 15 Januari 2025, dunia menyaksikan tercapainya gencatan senjata bersejarah antara Israel dan Hamas setelah 15 bulan konflik yang membawa kehancuran besar. Namun, di balik kesepakatan tersebut, muncul persaingan politik di Amerika Serikat.
 
Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump masing-masing mengklaim memiliki peran paling signifikan dalam memfasilitasi kesepakatan ini.
 

Peran Joe Biden dalam Negosiasi

Presiden Joe Biden, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Januari 2025, telah bekerja tanpa lelah selama lebih dari setahun untuk mendorong solusi diplomatik.
 
Biden menekankan bahwa proposal gencatan senjata yang diumumkan pada Januari 2025 hampir identik dengan rancangan yang dia ajukan pada Mei 2024.

“Kami mendapatkan dukungan dunia untuk ini,” ujar Biden, menekankan diplomasi AS dalam melemahkan Hamas dan sekutunya.
 
Tim Biden memainkan peran penting, dengan Direktur CIA William J. Burns melakukan 19 perjalanan ke kawasan Timur Tengah dan Eropa untuk negosiasi.
 
Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga mengunjungi kawasan lebih dari selusin kali sejak serangan Hamas pada Oktober 2023.
 
Biden menginstruksikan timnya untuk “pastikan bahwa dia dan Trump berbicara dengan suara yang sama karena itulah yang dilakukan presiden Amerika,” menurut kutipan dari briefing Gedung Putih.
 
Biden juga menyebut kesepakatan sebelumnya dengan Hezbollah di Lebanon pada November 2024 sebagai langkah kunci yang mempersempit ruang gerak Hamas. “Ini salah satu negosiasi tersulit yang pernah saya jalani,” ujarnya kepada wartawan.
 

Trump dan Pengaruhnya dalam Negosiasi

Di sisi lain, Donald Trump, yang akan dilantik kembali sebagai presiden pada 20 Januari 2025, mengklaim bahwa keberhasilannya memenangkan Pilpres 2024 dan pendekatannya yang tegas terhadap Hamas menjadi katalis utama di balik kesepakatan ini.
 
“Kesepakatan gencatan senjata epik ini hanya mungkin terjadi berkat kemenangan besar kami pada November,” tulis Trump di media sosial.
 
Trump secara tegas memperingatkan bahwa akan ada “neraka yang harus dibayar” jika para sandera Israel tidak dibebaskan sebelum pelantikannya.
 
Matt Brooks, CEO Koalisi Yahudi Republik, menyatakan, “Trump membuatnya jelas bahwa perang harus berakhir sebelum 20 Januari.”
 
Steve Witkoff, utusan Timur Tengah Trump, memainkan peran penting dalam tahap akhir pembicaraan, bertemu dengan Netanyahu pada 13 Januari 2025.
 
Witkoff menyebut tim Biden sebagai “utama tombak” dalam negosiasi, tetapi menegaskan bahwa reputasi Trump adalah faktor penentu yang “mendorong negosiasi ini ke garis akhir.”
 

Dinamika Politik di Balik Kesepakatan

Kesepakatan ini menyoroti dinamika politik yang kompleks. Biden sering frustrasi dengan Netanyahu, yang dianggap menunda persetujuan untuk memberikan keuntungan politis kepada Trump. Sementara itu, kubu Trump menilai ancaman tegas mereka menjadi pendorong utama.
 
Seorang diplomat yang terlibat dalam negosiasi menyebut posisi lemah Hamas setelah kekalahan Hezbollah sebagai salah satu katalis utama untuk keberhasilan negosiasi.
 
Namun, pejabat Biden menggarisbawahi bahwa tekanan selama lebih dari setahunlah yang menciptakan kondisi untuk kesepakatan ini.
 

Konteks Gencatan Senjata

Gencatan senjata mencakup penghentian kekerasan, pembebasan lebih dari 200 sandera Israel, dan penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.
 
Jalur bantuan kemanusiaan juga dibuka untuk mendukung lebih dari dua juta warga Gaza yang terdampak perang. Kesepakatan ini juga memungkinkan pembentukan mekanisme internasional untuk rekonstruksi Gaza.
 
Namun, skeptisisme tetap ada. Sebuah laporan diplomatik menyebutkan bahwa kontur kesepakatan menunjukkan beberapa konsesi dari pihak Israel, termasuk pembukaan akses untuk bantuan kemanusiaan, yang sebelumnya menjadi hambatan utama.
 
Persaingan klaim antara Biden dan Trump mencerminkan polarisasi politik di Amerika Serikat, bahkan dalam isu internasional sebesar ini. Meskipun demikian, keberhasilan mencapai gencatan senjata menunjukkan bahwa kedua belah pihak dapat bekerja sama demi tujuan bersama.
 
Waktu akan menentukan bagaimana sejarah mencatat peran masing-masing pemimpin dalam momen bersejarah ini.
 
Baca Juga:
15 Bulan Perang Israel vs Hamas: Siapakah Pemenang di Gaza?
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan