Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh bantuan kemanusiaan tersebut merupakan bagian dari rencana jahat AS. Sementara Guaido menegaskan bantuan kemanusiaan ini sangat dibutuhkan jutaan warga Venezuela.
Berbicara dalam konferensi pers di Cucuta, seorang administrator dari organisasi USAID Mark Green mengatakan bahwa bantuan ini diminta Guaido karena Venezuela sedang dilanda krisis kemanusiaan. Guaido mengatakan sejumlah relawan akan menyalurkan bantuan itu pada 23 Februari.
"Anak-anak kelaparan, dan hampir setiap rumah sakit di Venezuela kehabisan obat-obatan," sebut Green, seperti dikutip dari laman BBC.
Dia mengatakan krisis bahwa sudah mencapai skala kawasan, dengan tiga juta warga Venezuela bermigrasi ke beberapa negara tetangga demi mencari makanan dan obat-obatan.
"Hari ini kita berdiri di garis depan dari peristiwa terbesar banyaknya orang telantar dalam sejarah Amerika Latin," ungkap Green.
Seorang perwakilan untuk Guaido mengatakan beberapa titik pengumpulan bantuan telah dibuka di Brasil dan Karibia. Dia menyebut akan adanya pertemuan dengan pemerintah Brasil untuk membicarakan detail dari titik pengumpulan bantuan tersebut.
Sementara bantuan yang sudah ditumpuk di Miami akan diterbangkan ke Curacao yang merupakan bagian dari wilayah Belanda awal pekan depan.
Belum diketahui apakah bantuan itu pada akhirnya dapat masuk Venezuela. Sebelumnya Maduro telah mengerahkan militer ke perbatasan dan meminta agar tidak ada satu pun bantuan kemanusiaan yang lolos ke Venezuela.
Ia juga menuduh AS telah "mencuri" miliaran dolar dari Venezuela dan hanya menawarkan "remah-remah" sebagai gantinya via bantuan kemanusiaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News