Presiden AS Donald Trump juga menegaskan pihaknya tengah mempertimbangkan opsi militer terhadap Suriah.
Rusia mengatakan serangan militer AS ke Suriah, jika sewaktu-waktu terjadi, akan "berakibat buruk." Moskow menekankan bahwa penggunaan gas klorin atau sarin di Douma pada 7 April lalu juga belum terbukti sepenuhnya.
"Kita telah mencapai momen dimana dunia harus melihat keadilan ditegakkan (di Suriah)," ungkap Haley dalam pertemuan darurat DK PBB di New York.
Inggris, Prancis, AS, dan enam negara lainnya meminta pertemuan mendesak tersebut, setelah gas beracun dicurigai telah dipakai di kota Douma, Ghouta Timur. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 40 orang.
"Sejarah akan mencatat ini sebagai momen penting, apakah DK PBB akan menjalankan tugasnya atau gagal melindungi rakyat Suriah," katanya.
"Bagaimanapun juga, Amerika Serikat akan merespons ini," cetusnya, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 10 April 2018.
Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menginformasikan kepada AS bahwa Moskow tidak akan mengizinkan pasukannya menghadapi bahaya dari serangan Negeri Paman Sam.
Nebenzia menambahkan, hingga saat ini sejumlah pakar asal Rusia belum menemukan bukti penggunaan gas sarin atau klorin di Douma. Ia dan Suriah menawarkan tim pakar dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPWC) untuk menyelidiki langsung ke lokasi serangan.
Baca: Rusia dan Suriah Undang Pakar ke Lokasi Serangan Kimia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News