Berbicara dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Senin 9 April 2018, perwakilan tetap Rusia Vassily Nebenzia membantah bahwa senjata kimia sudah digunakan di Douma.
Ia menambahkan otoritas Suriah dan pasukan Rusia bersedia menyediakan fasilitas bagi tim ahli dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk mengunjungi area penyerangan dan bekerja di sana.
Menurut sejumlah laporan, dugaan serangan kimia pada Sabtu 7 April menewaskan sedikitnya 49 orang dan melukai 500 lainnya. Laporan disampaikan Thomas Markram, wakil dari Perwakilan Tinggi PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata.
Selama perdebatan sengit di DK PBB, perwakilan tetap AS Nikki Haley berkata bahwa tangan "rezim" Rusia "berlumuran darah anak-anak Suriah." Ia menegaskan Washington akan merespons serangan tersebut, bahkan jika DK PBB bungkam.
Senin malam, Trump bertemu para pejabat pertahanan bersama Penasihat Keamanan Nasional yang baru ditunjuknya, John Bolton. Ia sudah memperingatkan bahwa akan ada keputusan dalam waktu 48 jam sebagai tanggapan militer atas tindakan "barbar" di Douma.
Baca: Trump Pertimbangkan Opsi Militer terhadap Suriah
"Jika (pelakunya) Rusia, atau jika Suriah, atau jika Iran, atau mungkin semuanya, kita akan segera mencari tahu, dan kita akan segera menemukan jawabannya," ucap Trump kepada awak media, seperti disitat Business-Standard, Selasa 10 April 2018.
Haley menyebut pihak yang bertanggung jawab atas serangan di Douma sebagai "monster." Ia menambahkan, "kita semua tidak boleh mengabaikan peran Rusia dan Iran dalam membiarkan penghancuran oleh rezim Assad."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News