Baca juga: Venezuela Putuskan Hubungan Diplomatik dengan AS.
Bagi AS, Maduro saat ini bukan lagi sebagai Presiden Venezuela. Atas kondisi ini, pihak Kementerian Luar Negeri memerintahkan pegawai umum Pemerintah AS untuk meninggalkan Venezuela.
"Pemerintah AS memiliki kemampuan terbatas untuk memberikan layanan darurat kepada warga AS di Venezuela," kata pernyataan Kemenlu AS, seperti dikutip AFP, Jumat, 25 Januari 2019.
Di tengah bentrokan politik yang mematikan di negara yang dilanda krisis, Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa warga AS "harus mempertimbangkan dengan kuat untuk meninggalkan Venezuela."
Maduro pada Rabu memberi waktu diplomat AS selama 72 jam untuk meninggalkan negara itu setelah Presiden Donald Trump, yang didukung oleh negara-negara Amerika Latin, mengatakan Maduro bukan lagi presiden sah Venezuela.
Amerika Serikat mengatakan mereka mengabaikan perintah itu karena tidak percaya Maduro masih menjadi presiden dan sebaliknya diakui sebagai pemimpin sementara Juan Guaido, kepala oposisi Majelis Nasional.
Tetapi Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah wawancara Kamis bahwa Maduro,-kepada siapa kepemimpinan militer masih setia,- memikul tanggung jawab atas keselamatan para diplomat AS.
Baca juga: Menlu Pompeo: Diplomat AS Tetap Berada di Venezuela.
"Tidak ada prioritas yang lebih tinggi bagi Kementerian Luar Negeri daripada menjaga semua orang di misi kami aman dan terjamin. Dan kami telah menjelaskan kepada rezim Maduro bahwa ini adalah harapan kami bahwa mereka akan aman dan terjamin," katanya kepada pembicaraan konservatif pembawa acara Laura Ingraham.
"Apa yang ingin kami pastikan bahwa Presiden Maduro tahu adalah bahwa ia tidak memiliki hak untuk membuat keputusan tentang apakah kami tetap di sana atau tidak," kata Pompeo.
Belum diketahu berapa banyak personel AS yang tersisa di Venezuela. Maduro juga menutup misi Kedutaan Venezuela di Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News