Namun puluhan polisi di El Salvador tewas dibunuh saat bertugas pada setiap tahunnya sejak 2016, di mana sebagian besarnya ketika mereka berhadapan dengan MS-13. Sejak awal 2019 hingga Maret ini, sedikitnya sudah sembilan aparat keamanan El Salvador yang tewas dibunuh MS-13.
Belakangan, sejumlah polisi di El Salvador memilih melarikan diri ke luar negeri ketimbang harus mempertaruhkan nyawa di negaranya sendiri.
Seperti dikutip dari laman nzherald.co.nz, Senin 4 Maret 2019, belum ada data resmi baik di otoritas El Salvador maupun AS mengenai jumlah polisi yang memilih kabur.
Namun surat kabar Washington Post telah mengidentifikasi 15 polisi El Salvador yang sedang diproses Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dijadikan pengungsi. Terdapat pula enam polisi lainnya yang dikabarkan sudah menerima suaka atau sedang menjalani prosesnya di beberapa pengadilan keimigrasian di AS.
Dalam keterangan di beberapa media lokal, sekelompok polisi yang memilih pergi ini membuat grup sendiri di aplikasi WhatsApp. Mereka berencana bersatu dan bergerak sebagai sebuah kafilah bernama caravana policial untuk pergi dari El Salvador.
Eksodus polisi ini menyoroti kegagalan penegakan hukum El Salvador dalam menumpas sindikat kejahatan terorganisasi, terutama grup MS-13.
"Para polisi ini masuk kategori warga paling rentan di El Salvador," kata Julio Buendia, Kepala dari Caritas El Salvador, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja sama dengan AS dan PBB dalam isu pengungsian.
AS telah membantu pendanaan serta pelatihan kepolisian El Salvador sebagai strategi menstabilkan salah satu negara paling berbahaya di Amerika Pusat tersebut.
Kementerian Luar Negeri AS telah menghabiskan sedikitnya USD48 juta atau setara Rp678 miliar untuk melatih polisi di El Salvador, Guatemala dan Honduras dari 2014 hingga 2017.
Kemenlu AS juga telah membuka sebuah akademi pelatihan penegak hukum di San Salvador, di mana 855 aparat keamanan El Salvador dilatih FBI dan beberapa agensi lainnya dari Negeri Paman Sam.
Baca: Tingkat Pembunuhan di Republik El Salvador Meroket
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News