medcom.id, Charlottesville: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya melontarkan kecaman terhadap kelompok rasis Ku Klux Klan.
Hal ini terkait dengan kerusuhan di Charlottesville, Virginia. Kelompok ini dikenal sebagai pendukung supremasi kulit putih yang sangat terhadap ras lain, terutama kulit hitam.
"Kecaman Trump tersebut diarahkan tidak hanya kepada Ku Klux Klan dan kelompok Neo-Nazi," pernyataan Gedung Putih, seperti dikutip AFP, Selasa 15 Agustus 2017.
Pihak berwenang AS pun mulai membuka penyelidikan atas kasus kekerasan di Charlottesville. Aksi kekerasan tersebut lah yang membuat Trump ditekan untuk tegas terhadap kelompok ekstremis sayap kanan, yang selama ini menjadi basis utama pendukungnya.
Di antara korban tewas dalam kejadian ini terdapat seorang perempuan berusia 32 tahun. Sementara 19 lainnya menderita luka, lima diantaranya dalam kondisi kritis.
Kerusuhan dipicu saat seorang pria menabrakkan mobil ke arah kerumunan warga yang memprotes pawai kelompok nasionalis kulit putih di Charlottesville.
15 lainnya terluka saat pecah bentrokan antara nasionalis kulit putih dan penentangnya yang saling berbalas pukulan, batu dan semprotan merica.
Dua polisi Virginia tewas karena helikopternya jatuh saat membantu mengatasi kerusuhan itu. Wali Kota Mike Signer menambahkan, sekitar 1.000 petugas penegakan hukum diterjunkan untuk mengatasi kerusuhan rasial itu.
Mantan prajurit AS James Alex Fields Jr. disebut-sebut sejak remaja dirasuki ideologi Nazi. Pria kulit putih asal Ohio ini menjadi tersangka dalam kasus ini dengan dakwaan pembunuhan.
"Penyelidikan 'kejahatan karena kebencian' terhadap insiden ini tidak terbatas kepada si pengemudi kendaraan," ujar pejabat Kementerian Kehakiman AS.
"Kami akan menyelidiki apakah ada pihak lainnya terlibat merencanakan penyerangan itu," jelas pejabat itu.
Para politisi lintas partai baik Demokrat maupun Republik mengkritik Trump karena terlalu lama tidak menyampaikan tanggapan atas kekerasan itu, dan karena tidak mau terbuka mengecam kelompok supremasi kulit putih yang dianggap memicu kerusuhan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News