Sejumlah pihak mengkritik Trump yang tidak secara eksplisit mengecam grup sayap kanan di AS. Padahal, kelompok tersebut sering melontarkan ujaran kebencian dan kekerasan terhadap orang yang tidak berkulit putih.
"Presiden sudah mengatakan dalam pernyataannya kemarin bahwa dia mengutuk segala jenis kekerasan, fanatisme dan kebencian. Tentu saja itu meliputi nasionalis kulit putih, KKK, neo Nazi dan semua grup ekstremis," ujar juru bicara Gedung Putih, seperti disitat BBC, Minggu 13 Agustus 2017.
Beberapa jam setelah kekerasan meletus di Charlottesville, Trump melontarkan sejumlah pernyataan.
"Kebencian dan perpecahan harus dihentikan sekarang juga," ujar Trump kepada awak media di New Jersey. "Kita harus bersatu sebagai warga Amerika yang mencintai negara ini."
Karena tidak menyebutkan nasionalis kulit putih secara spesifik, Trump mendapat gelombang kritik, termasuk dari kubu partainya sendiri, Republik.
Baca: Bentrok Nasionalis Kulit Putih, KBRI Washington Imbau WNI Waspada
Terorisme Domestik
Marco Rubio dan Ted Cruz, dua pesaingnya dalam konvensi Republik tahun lalu, mendukung seruan senator asal Colorado, Cory Gardner, yang menyebut: "Pak Presiden - kita harus mengecam kejahatan dengan menyebut namanya. Para nasionalis kulit putih ini melakukan terorisme domestik."
Penasihat keamanan nasional AS, HR McMaster, berkomentar: "Saat seseorang melancarkan serangan terhadap orang lain untuk memicu ketakutan, itu masuk dalam definisi terorisme."
Anak perempuan Trump, Ivanka, melontarkan kecaman yang lebih kuat dari ayahnya. "Tidak ada tempat di masyarakat bagi rasisme, nasionalis kulit putih dan neo-nazi."
Kekerasan di Charlottesville pada Sabtu kemarin menewaskan tiga orang. Satu tewas akibat ditabrak mobil, dan dua lainnya adalah polisi yang terlibat dalam insiden helikopter jatuh di area hutan dekat Charlottesville.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
