Berbagai kepentingan dalam pemilu terfokus pada apakah hasilnya akan berpengaruh bagi pendiri WikiLeaks Julian Assange dan izin dirinya untuk tetap tinggal dalam kedutaan besar Ekuador di London.
Calon dari partai berkuasa, Lenin Moreno, penerus komando Correa, sudah mengisyaratkan dia akan mendukung Assange melanjutkan masa tinggalnya. Tapi penantang utamanya, mantan bankir Guillermo Lasso, telah menunjukkan dalam rangkaian wawancara, akan mengusir aktivis Australia itu dalam waktu 30 hari jabatannya.
Jajak pendapat menunjukkan arena politik ini akan menjadi pemilu ketat. Tidak ada calon yang kemungkinan mengumpulkan cukup suara untuk menang satu putaran. Tetapi sepertiga dari pemilih sampai saat ini belum memutuskan memilih siapa. Apalagi kampanye berjalan datar selagi tokoh karismatik Correa siap untuk pensiun dari percaturan politik.
Hasil pilpres Ekuador akan diawasi ketat di Amerika Latin, di mana para pemimpin konservatif di Argentina, Brasil, dan Peru telah berkuasa dalam 18 bulan terakhir. Ketiga negara tertangga mengakhiri ledakan komoditas yang mendorong kepemimpinan sejumlah kaum kiri seperti Correa.
Pemilu juga menempatkan kebijakan Correa tepat di jalurnya. Tokoh yang menyatakan diri sebagai "Sosialis Abad ke-21" itu menjabat pada 2007, lantas mengantarkan Ekuador ke dalam periode stabilitas setelah krisis ekonomi parah yang membuat tiga presiden terguling karena aksi protes.
Awal Februari, Assange telah mengajukan permohonan baru kepada otoritas Inggris dan Swedia untuk "memulihkan" kebebasannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News