Dalam wawancara dengan kantor berita CBS News, Pompeo ditanya mengenai apakah nantinya akan ada pertemuan lanjutan antara Trump dan Kim, setelah diskusi kedua pada Februari lalu di Vietnam berakhir tanpa perjanjian apapun. KTT perdana di Singapura tahun lalu juga hanya menghasilkan kesepakatan samar.
"Saya yakin akan ada," ungkap Pompeo, disitat dari laman Yonhap, Sabtu 6 April 2019. Ia mengaku tidak tahu kapan pertemuan akan berlangsung, namun berharap dalam waktu dekat.
Pompeo mengatakan kedua kubu terus berkomunikasi sejak konferensi terakhir di Hanoi. Ia mengklaim pertemuan tersebut membuat AS dan Korut "lebih memahami" posisi masing-masing.
KTT Hanoi berakhir tanpa perjanjian, karena Korut belum bersedia melakukan denuklirisasi menyeluruh sebelum AS mencabut sanksi ekonomi. Pompeo sebelumnya pernah menegaskan bahwa AS tidak berencana mencabut sanksi ekonomi terkait denuklirisasi di Semenanjung Korea.
"Kami berdialog setelah (KTT) Hanoi mengenai cara untuk melangkah ke depan," tutur Pompeo.
Kamis mendatang, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump di Washington. Moon berencana membantu AS memperbaiki momentum terkait dialog AS dengan Korut.
"Kebijakan pemerintah kami sangat jelas. Sanksi ekonomi, sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tidak akan dicabut hingga tujuan akhir kami tercapai, yang telah ditetapkan dua tahun lalu," sebut Pompeo, merujuk pada denuklirisasi menyeluruh dan dapat diverifikasi di Semenanjung Korea.
Bulan lalu, Trump membatalkan sanksi baru untuk Korut. Sanksi dikeluarkan Kementerian Keuangan untuk memperketat tekanan internasional kepada negara komunis tersebut.
"Sudah diumumkan hari ini oleh Departemen Keuangan AS bahwa sanksi tambahan skala besar akan ditambahkan ke Korea Utara. Hari ini, saya perintahkan penarikan sanksi tambahan itu!" kata Trump dalam akun Twitter-nya.
"Presiden Trump menyukai Pemimpin Kim dan dia berpikir sanksi ini tidak diperlukan," terang juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders.
Baca: Trump Batalkan Sanksi Baru ke Korut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News