"Selama ini belum pernah ada kematian yang terjadi saat jam kunjungan," kata Kolonel Marcos Vinicius Almeida dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari laman AFP.
Ia menambahkan investigasi mengenai penyebab terjadinya perkelahian telah dimulai. Almeida mengklaim otoritas merespons cepat perkelahian tersebut, sehingga hal-hal yang lebih buruk dapat dihindari.
Pada Januari 2017, kericuhan di penjara yang sama terjadi hampir 20 jam dan menewaskan 56 orang. Penjara itu terletak sekitar 28 kilometer dari Manaus, ibu kota dari Amazonas.
Brasil adalah negara dengan tingkat populasi penjara ketiga terbesar di dunia. Menurut data pemerintah Brasil, terdapat 726.712 narapidana yang tersebar di seantero negeri pada Juni 2016.
Jumlah tersebut dua kali lipat dari total kapasitas penjara di Brasil, yakni sekitar 368.049 narapidana.
Selain kelebihan kapasitas, penjara-penjara di Brasil juga dilanda masalah kekerasan geng kriminal. Kericuhan dan percobaan melarikan diri juga merupakan hal yang lumrah terjadi di penjara Brasil.
September tahun lalu, pria bersenjata meledakkan gerbang depan sebuah penjara dengan keamanan maksimum di timur laut Brasil. Insiden ini menyebabkan 92 narapidana melarikan diri dan membunuh seorang polisi.
Para pejabat mengatakan serangan dilakukan sekitar 20 orang. Mereka menembaki menara pengawas dan menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan gerbang depan penjara Romeu Goncalves Abrantes.
Sebanyak 41 dari 92 tahanan yang kabur telah ditangkap kembali. Pasukan keamanan langsung mengamankan ibu kota, menutup sekolah dan pusat medis ketika mendengar kabar kaburnya tahanan.
Lebih dari seribu polisi dikerahkan untuk mengambil bagian dalam pencarian tahanan yang kabur.
Baca: Polisi Gunakan Peti Kemas untuk Pisahkan Geng Penjara Brasil
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News