Pasukan elite polisi memasuki penjara Alcacuz dekat Natal, Rio Grande do Norte, untuk membuat tembok penghalang yang dibuat dari peti kemas. Tujuannya untuk menciptakan pembatas antar sektor di penjara.
Di waktu bersamaan, 1.800 prajurit berpatroli di jalanan Natal, di mana serangan terhadap bus dan gedung pemerintahan meningkat dalam beberapa hari terakhir. Serangan terkait dengan perkelahian geng di penjara Alcacuz.
Polisi mengatakan 18 peti kemas akan menciptakan tembok penghalang sementara di penjara Alcacuz, Sabtu 21 Januari.
Seorang juru bicara pemerintahan Rio Grande do Norte mengatakan kepada AFP bahwa dalam dua pekan ke depan, pembatas itu akan diganti dengan tembok permanen.
Perang Narkoba
Pekan lalu, perkelahian di penjara Alcacuz menewaskan 26 narapidana, sebagian besar dari mereka dipenggal.
Pada Kamis, satu hari setelah sekitar 200 narapidana dikeluarkan dari penjara yang kelebihan kapasitas, kericuhan baru pecah antar napi yang membawa pisau.
Sejumlah media melaporkan adanya dua orang yang tewas, meski otoritas setempat tidak mengonfirmasinya.
Sementara itu di tempat terpisah di negara bagian Pernambuco, polisi mengakhiri kekacauan di penjara yang menewaskan tiga orang dan melukai tiga lainnya.
Lebih dari 140 orang tewas dalam kericuhan di berbagai penjara di Brasil sejak awal tahun ini. Sejumlah pakar mengatakan aksi kekerasan adalah bagian dari perang antar geng dalam hal kekuasaan peredaran narkotika jenis kokain.
Brasil berbatasan dengan Kolombia, Bolivia dan Peru, tiga negara penghasil kokain terbesar. Brasil adalah negara kunci dalam menyelundupkan kokain ke Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News