Wakil Utusan Rusia untuk PBB, Vladimir Safronkov, dalam pembahasan kerangka resolusi DK PBB terkait krisis Suriah di New York, AS, 12 April 2017. (Foto: Reuters/Stephanie Keith)
Wakil Utusan Rusia untuk PBB, Vladimir Safronkov, dalam pembahasan kerangka resolusi DK PBB terkait krisis Suriah di New York, AS, 12 April 2017. (Foto: Reuters/Stephanie Keith)

Rusia Veto Resolusi DK PBB Terkait Serangan Kimia Suriah

Willy Haryono • 13 April 2017 10:07
medcom.id, New York: Rusia menggunakan hak veto dalam memblokade resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DKK) yang dibuat untuk mengecam serangan kimia mematikan di Suriah. 
 
Ini merupakan kali kedelapan Rusia menggunakan hak veto di DK PBB untuk melindungi pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. 
 
Dalam veto terbaru, Rusia memblokade kerangka resolusi yang didukung Amerika Serikat, Prancis dan Inggris untuk mengecam serangan di kota Khan Sheikhun yang menewaskan 87 orang. 

Sejumlah negara menuduh Suriah berada di balik serangan kimia tersebut. Damaskus membantahnya, dan Rusia menyebut kematian diakibatkan kebocoran gas dari sebuah gudang berisi bahan kimia milik oposisi yang hancur terkena serangan udara.
 
AS merespons serangan kimia yang terjadi pada 4 April itu dengan meluncurkan 59 rudal Tomahawk ke sebuah pangkalan udara Suriah.
 
Rusia Veto Resolusi DK PBB Terkait Serangan Kimia Suriah
 
Perintah peluncuran datang langsung dari Presiden Donald Trump, yang mengaku tergerak setelah melihat foto anak-anak korban serangan kimia.
 
Wakil Utusan Rusia untuk PBB, Vladimir Safronkov, menilai DK PBB terburu-buru membuat kerangka resolusi tanpa menggelar investigasi secara independen.
 
"Saya terkejut (resolusi) ini adalah kesimpulannya. Belum ada satu orang pun yang mendatangi situs kejahatan itu. Bagaimana Anda semua tahu (Suriah pelakunya)?" ujar Safronkov, seperti dilansir Reuters, Rabu 12 April 2017.
 
Dia menilai serangan AS di Suriah merupakan "sebuah pelanggaran terhadap norma-norma internasional."
 
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyerukan Rusia untuk berhenti melindungi Assad. Haley menegaskan Washington ingin bekerja sama dengan Moskow untuk mencapai solusi politik di Suriah. 
 
"Sekali lagi, Rusia memilih bersanding bersama Assad, meski seluruh dunia, termasuk negara-negara Arab, bersama-sama mengutuk rezim pembunuh itu," tutur Haley.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan