Peluncuran misil merupakan respons Trump atas serangan kimia yang menewaskan 87 orang, termasuk sejumlah anak-anak, di kota Khan Sheikhun, provinsi Idlib, pada 4 April 2017.
Menyebut Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai "hewan" di balik kekejaman itu, Trump mengaku tergerak untuk beraksi setelah melihat foto anak-anak yang tewas mengenaskan.
"Saat saya lihat foto-foto (korban), terlihat ada anak-anak meninggal dunia di tangan ayah mereka, dan ada juga anak-anak yang sekarat. Pada momen itu semua sudah berakhir bagi mereka semua," ungkap Trump kepada Fox Business, Rabu 12 April 2017.
"Saya langsung memanggil Jenderal (James) Mattis dan berkata, 'apa yang bisa kita lakukan saat ini?.' Saya diberikan sejumlah opsi alternatif, dan kami menghantam mereka (Suriah) dengan sangat keras," lanjut dia.
Trump mengaku tidak akan mengerahkan pasukan darat ke Suriah. Namun, ia menilai seharusnya Barack Obama lebih bersikap keras terhadap Suriah di masa lalu.
"Apa yang saya lakukan ini seharusnya dilakukan di masa kepemimpinan Obama," sebut Trump.
Sementara itu terkait Rusia, salah satu sekutu utama Suriah, Trump menyebut dukungan Presiden Vladimir Putin terhadap Assad berdampak "sangat buruk" bagi Moskow dan kemanusiaan.
AS dan sejumlah negara lain telah meminta Rusia untuk segera menarik dukungan terhadap Suriah. Negara-negara anggota G7 telah menyatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Suriah selama Assad masih berkuasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id