Warga Palestina memprotes rencana pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem (Foto: AFP).
Warga Palestina memprotes rencana pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem (Foto: AFP).

Guatemala Akan Pindahkan Kedubes ke Yerusalem, Palestina Mengecam

Fajar Nugraha • 26 Desember 2017 09:57
Guatemala City: Mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, Guatemala akan melakukan hal yang sama.
 
Presiden Guatemala Jimmy Morales mengumumkan langkah kontroversial itu seperti yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Langkah kontroversial dari Trump itu memicu kecaman dari dunia.
 
(Baca: Guatemala akan Pindahkan Kedubes ke Yerusalem).
 
Sementara pengumuman dari Morales diutarakannya melalui Facebook pada Minggu 24 Desember. Menurutnya keputusan ini diambil setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
 
"Dalam pembicaraan itu, salah satu topik yang paling penting adalah pemindahan Kedubes Guatemala ke Yerusalem (dari Tel Aviv)," ujar Moralest dalam akun Facebooknya, seperti dikutip AFP, Selasa 26 Desember 2017.
 
"Atas alasan ini, saya mengumumkan telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk mewujudkan pemindahan itu," lanjut Morales.
 
Kontak dengan 10 negara
 
PM Netanyahu mengapresiasi keputusan ini. Netanyahu lagi-lagi menyebutkan bahwa Guatemala bukan menjadi satu-satunya negara yang akan mengikuti langkah Amerika Serikat.
 
"Banyak negara lain akan mengakui Yerusalem dan mengumumkan pemindahan kedutaan. Negara kedua telah melakukannya, saya ulangi, akan ada lagi negara lain ini baru permulaan dan sangat penting," tegas Netanyahu.
 
Sementara Wakil Menlu Israel Tzipi Hotovely mengaku pihaknya melakukan kontak setidaknya dengan 10 negara. Sebagian besar dari negara itu berasal dari Eropa dan kemungkinan besar akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
 
Palestina kecam Guatemala
 
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam Guatemala. Mereka menilai tindakan itu sangat memalukan.
 
"(Rencana pemindahan) ini sangat memalukan dan ilegal dan melawan harapan seluru pemimpin gereja di Yerusalem dan tentunya resolusi Sidang Majelis Umum PBB terkait Status Yerusalem, yang mengecam pengakuan AS," tegas Kementerian Luar Negeri Palestina.
 
Tidak hanya Palestina, keputusan Guatemala juga mengundang kecaman dari Presiden Bolivia Evo Morales. 
 
"Ini adalah bentuk penghinaan terhadap komunitas internasional. Pemerintah Guatemala mengabaikan resolusi PBB dan memutuskan untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem," tegas Evo Morales.
 
Melalui Sidang Majelis Umum PBB, 128 negara menolak pengakuan AS terhadap status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. 35 negara lain memutuskan abstain dan sembilan lainnya mengakui keputusan AS tersebut.
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan