Keputusan ini diambil dengan suara bulat 9-0 oleh para hakim, mengakhiri perdebatan panjang mengenai aplikasi media sosial populer tersebut.
Larangan ini berlaku kecuali jika ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di Tiongkok, berhasil menjual aplikasi tersebut kepada pemilik baru di Amerika Serikat.
"TikTok harus tetap tersedia untuk warga Amerika, tetapi di bawah kepemilikan yang mengatasi kekhawatiran keamanan nasional," demikian pernyataan resmi Gedung Putih, seperti dilaporkan oleh Sky News.
Namun, Presiden Joe Biden telah menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan memberlakukan larangan ini dalam sisa waktu masa jabatannya.
Keputusan Mahkamah dan Implikasinya
Mahkamah Agung menolak banding yang diajukan oleh TikTok dan sejumlah penggunanya, yang berargumen bahwa larangan ini melanggar kebebasan berbicara sebagaimana diatur dalam Konstitusi AS."Kami menghormati keputusan Mahkamah, tetapi kami yakin bahwa pengguna kami berhak mendapatkan akses ke platform yang inklusif," ujar perwakilan hukum TikTok dalam sidang pekan lalu.
Keputusan ini memicu ketidakpastian di kalangan pengguna TikTok yang berjumlah lebih dari 170 juta orang di Amerika Serikat.
Menurut laporan Sky News, mulai Minggu, aplikasi TikTok akan "gelap" untuk pengguna AS, dengan menampilkan pesan pop-up yang mengarahkan mereka ke situs informasi tentang larangan ini.
Pendekatan Trump dan Masa Depan TikTok
Donald Trump, yang akan dilantik kembali sebagai Presiden AS pada Senin, 20 Januari 2025, telah menyatakan bahwa ia akan segera meninjau situasi ini."Saya butuh waktu untuk meninjau keputusan ini sebelum mengambil tindakan apa pun," ujar Trump kepada wartawan.
Trump sebelumnya dikenal sebagai pendukung larangan TikTok, tetapi sikapnya berubah sejak ia memanfaatkan aplikasi tersebut untuk menarik perhatian generasi muda selama kampanye pemilu.
Dalam wawancara baru-baru ini, Trump menyebut TikTok sebagai "platform yang luar biasa dalam menjangkau suara kaum muda."
Menurut penasihat keamanan nasional terpilih, Mike Waltz, pemerintahan Trump akan mencari solusi yang memungkinkan TikTok terus beroperasi di bawah pengawasan ketat.
"Ini bukan hanya soal keamanan nasional, tetapi juga tentang melindungi inovasi digital dan kebebasan berbicara," kata Waltz.
Dampak dan Reaksi Publik
Pengguna TikTok di Amerika Serikat telah mulai beralih ke platform alternatif seperti Xiaohongshu, aplikasi media sosial berbasis di Tiongkok, yang dilaporkan mengalami lonjakan 700.000 pengguna baru dalam dua hari terakhir.Tagar #TikTokRefugees menjadi tren di platform tersebut sebagai bentuk protes terhadap larangan tersebut.
Dengan larangan yang tinggal hitungan jam, masa depan TikTok di AS bergantung pada keputusan politik dan diplomasi antara pemerintahan Trump yang akan datang dan ByteDance.
Waktu akan menentukan apakah aplikasi ini benar-benar akan dihentikan atau menemukan jalan untuk tetap hadir di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Pemerintahan Biden Tidak Akan Melarang TikTok dia AS, Urusan Diserahkan ke Trump
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News