AS juga menyebut bahwa ada "aktivitas jahat" dari Teheran di Timur Tengah yang melemahkan sejumlah kontribusi positif dari sejumlah negara dan juga dari kesepakatan nuklir Iran pada 2015 silam.
Dikutip dari Reuters, Rabu 19 Juli 2017, langkah ini mengisyaratkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump berusaha menekan Iran lebih dalam lagi.
Pemerintah AS juga mengatakan, pihaknya menargetkan 18 entitas dan sejumlah orang-orang yang mendukung "kegiatan Iran dan aktivitas kriminal transnasional".
"AS sangat prihatin dengan kegiatan-kegiatan jahat Iran di Timur Tengah yang merobek stabilitas dan keamanan regional," sebut Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Sudah sejak lama Trump menuduh Iran mendukung aksi terorisme dan mengancam untuk membatalkan kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia yang disepakati pada 2015 lalu.
Trump menyuarakan bahwa negara yang menjadi sponsor terorisme berisiko menjadi korbannya sendiri. Negara yang dimaksud oleh Trump adalah Iran.
Pernyataan ini juga sempat dibantah oleh Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif. Ia menegaskan, Iran sama sekali tak mendukung kelompok teroris manapun.
"Pernyataan Gedung Putih yang menjijikkan. Saat Iran melawan aksi teroris yang didukung oleh klien AS," sebut Zarif, dalam akun Twitternya, kala itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News