Khashoggi tewas dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Sempat membantah, Arab Saudi akhirnya mengakui Khashoggi memang tewas di gedung tersebut.
Sejumlah pihak menduga Pangeran Mohammed berada di balik pembunuhan, karena Khashoggi pernah beberapa kali mengkritik kebijakannya. "Mungkin Putra Mahkota mengetahui mengenai peristiwa tragis ini -- mungkin iya, tapi bisa juga tidak!" ungkap Trump, seperti dikutip dari kantor berita BBC, Rabu 21 November 2018.
Trump menegaskan Arab Saudi masih tetap menjadi "mitra kuat" yang sepakat menginvestasikan "dana dalam jumlah besar" di AS. "Dalam situasi seperti apapun, AS tetap berhubungan dengan Arab Saudi," lanjut dia.
Tim jaksa Arab Saudi menyebut Khashoggi tewas dalam operasi agen yang awalnya hanya hendak mengajak jurnalis itu ke Riyadh dengan cara "persuasif." Namun tim jaksa membantah klaim bahwa Putra Mahkota berada di balik operasi tersebut.
Namun Agensi Intelijen Pusat AS atau CIA meyakini Pangeran Mohammed adalah tokoh yang memerintahkan pembunuhan tersebut. Trump merespons, dan mengatakan CIA belum mencapai angka "100 persen" dalam menyelesaikan laporannya.
Sementara itu pada Minggu kemarin, Trump mengatakan kepada media Fox News bahwa dirinya menolak mendengarkan rekaman suara pembunuhan Khashoggi. Trump menyebut bukti audio itu sebagai "rekaman suara penderitaan."
Baca: Arab Saudi Tolak Hasil Penyelidikan CIA Terkait Khashoggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News