Petugas keamanan tetap bersiaga di depan sebuah pusat perbelanjaan yang ditutup di tengah pemadaman listrik di Caracas, Venezuela, 29 Maret 2019. (Foto: AFP/YURI CORTEZ)
Petugas keamanan tetap bersiaga di depan sebuah pusat perbelanjaan yang ditutup di tengah pemadaman listrik di Caracas, Venezuela, 29 Maret 2019. (Foto: AFP/YURI CORTEZ)

Maduro Umumkan Rencana Pembagian Jatah Listrik di Venezuela

Willy Haryono • 01 April 2019 09:51
Caracas: Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan rencana pembagian jatah listrik selama 30 hari di tengah pemadaman listrik yang sedang melanda negaranya saat ini. Rencana tersebut disampaikan usai pemerintah Venezuela memutuskan menutup sejumlah sekolah dan mempersingkat jam kerja karyawan di tengah pemadaman listrik berskala masif.
 
Rencana pembagian jatah ini dipandang sebagai pengakuan pemerintahan Maduro bahwa pasokan listrik di Venezuela saat ini memang tidak memadai, dan krisis tidak akan berlalu dalam waktu dekat.
 
Berbicara di saluran televisi nasional, seperti dikutip dari media AFP, Senin 1 April 2019, Maduro mengaku telah menyetujui "rencana 30 hari" dalam membagikan jatah listrik ke seluruh masyarakat. Saat mengumumkan hal tersebut, Maduro menegaskan dirinya juga menjamin ketersediaan air bersih bagi warga.

Sejumlah pakar menilai krisis listrik di Venezuela terjadi karena gabungan beragam faktor, mulai dari buruknya infrastruktur hingga kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya. 
 
Sekitar 25 ribu orang pakar kelistrikan di Venezuela dilaporkan telah pergi ke luar negeri karena tidak tahan menghadapi krisis ekonomi di negaranya sendiri. Mereka adalah bagian dari 2,7 juta warga Venezuela yang memutuskan mencari kehidupan baru di negara lain. 
 
Sejak krisis listrik melanda Venezuela pada awal Maret, Maduro menuduh Amerika Serikat dan juga tokoh oposisi Juan Guaido sebagai dalang di balik pemadaman. Ia mengklaim telah terjadi "serangan" terhadap infrastruktur kelistrikan di Venezuela.
 
Dengan tidak adanya listrik, sejumlah stasiun pompa di Venezuela tidak bisa bekerja dengan baik sehingga pasokan air bersih kepada warga menjadi terbatas. Lampu lalu lintas juga padam dan berpotensi memicu kepadatan.
 
Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar minyak juga tidak dapat beroperasi tanpa listrik. Hilangnya aliran listrik juga berimbas pada jaringan telepon dan internet di Venezuela.
 
"Krisis ini akan terus berlanjut. Situasinya sangat serius, dan akan terjadi lebih banyak pemadaman dan penjatahan listrik," tutur Winton Cabas, Presiden Asosiasi Kelistrikan Venezuela.
 
"Keseluruhan jaringan listrik (di Venezuela) hanya bisa menghasilkan 5.500 hingga 6.000 megawatts, di mana seharusnya adalah 34 ribu megawatts," sambung dia kepada AFP.
 
Sebelumnya, Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengklaim pemadaman terbaru di negaranya merupakan hasil dari serangan terhadap pembangkit listrik utama oleh para pengikut "fasis sayap kanan" dan "majikan" mereka di AS.
 
Baca: Venezuela Sebut Pemadaman Listrik Serangan Fasis
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan