medcom.id, Bekasi: Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan menarik diri dari kesepakatan perubahan iklim Paris. Hal ini memicu pertanyaan besar.
Sejak berakhirnya Konferensi Tingkat Tinggi G7 pada 27 Mei lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan akan menarik diri dari perjanjian iklim Paris, yang salah satu poin pentingnya adalah menyerukan pemangkasan emisi karbon demi mengantisipasi pemanasan global.
Ketika itu, Trump mengaku akan mengumumkan keputusannya mengenai komitmen AS terhadap perjanjian iklim Paris pekan depan. Sejumlah media AS menyebut Trump memang akan menarik diri, sama seperti yang sudah dilakukannya dalam perjanjian TPP.
"Memang Presiden Trump sudah membicarakan mengenai itu. Kami di Kedutaan Besar belum mendapatkan detail informasinya, tapi kemungkinan iya (menarik diri)," ucap Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Brian McFeeters Usai memberikan kuliah umum di Unisma Bekasi, Jawa Barat, Jumat 2 Juni 2017.
AS Dan China dinilai sebagai dua raksasa ekonomi penyumbang emisi karbon terbesar di dunia.
Kesepakatan itu disetujui pada saat era mantan Presiden Barack Obama pada 2015 di Paris, Prancis. Penarikan diri AS ini dianggap sesuai dengan kebijakan mengutamakan warga AS dari Trump.
Menurut Trump, kesepakatan Paris bisa melemahkan perekonomian AS termasuk juga membahayakan para pekerja warganya. Selain itu, Trump melihat kesepakatan ini hanya akan melemahkan kedaulatan Amerika dan menguntungkan negara lain di dunia.
Bagi pengusaha properti AS itu pihaknya tidak ingin para pemimpin dan negara lain menertawakan Amerika lagi.
"Negara yang meminta kami untuk tetap bertahan dengan kesepakatan ini adalah negara yang membuat Amerika rugi hingga triliunan dolar, melalui praktik perdagangan dan di banyak kasus kurang sekali kontribusi bagi aliansi militer kami," tegas Trump pada Kamis 1 Juni, seperti dikutip Reuters, Jumat, 2 Juni 2017.
Beberapa pendukung dari kesepakatan ini,-termasuk figur pengusaha AS,- menilai langkah Trump sebagai pukulan bagi usaha internasional mengatasi pemanasan global yang mengancam saat ini dan di masa depan. Mantan Presiden Obama pun menyesalkan bahwa AS menarik diri, mengingat Obama menjadi sosok instrumental untuk kesepakatan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News