Maduro bersumpah bahwa tidak ada penyerang akan menginjakkan kaki di tanah Venezuela. Hal itu disampaikannya kepada warga Venezuela.
Baca juga: Venezuela Blokade Pengiriman Bantuan Kemanusiaan.
“Saya berterima kasih kepada orang-orang yang datang ke Bolivar Suqare di Venezuela untuk menandatangani petisi dan berbicara menentang campur tangan imperialisme AS ke dalam urusan Tanah Air kita. Ini adalah perwujudan cinta dan kesadaran yang luar biasa. Kami akan mengumpulkan 10 juta tanda tangan untuk perdamaian!" Maduro menulis di akun Twitter resminya, seperti dikutip Tass, Kamis, 7 Februari 2019.
Sebelumnya, kampanye dimulai di Caracas untuk mengumpulkan tanda tangan terhadap campur tangan AS ke dalam urusan internal Venezuela. Hal ini merupakan bentuk perlawanan atas Ketua Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido yang menyatakan dirinya sebagai penjabat presiden negara itu.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menggambarkannya sebagai upaya kudeta dan mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Baca juga: Guaido Desak Militer Venezuela Izinkan Truk Bantuan Masuk.
Guaido diakui sebagai presiden sementara oleh negara-negara Grup Lima (kecuali Meksiko), serta oleh Albania, Georgia, Amerika Serikat, dan Organisasi Negara-negara Amerika. Beberapa negara UE maju dengan dukungan untuk parlemen Venezuela dan menyatakan harapan untuk pemilihan baru untuk menyelesaikan krisis.
Maduro didukung oleh Rusia, Bolivia, Iran, Kuba, Nikaragua, El Salvador, dan Turki. Belarus dan Tiongkok menyerukan untuk menyelesaikan semua masalah dengan cara damai dan berbicara menentang campur tangan dari luar. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan dialog untuk menyelesaikan krisis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News