Foto yang dirilis CIA pada 1 November 2017 memperlihatkan Hamza bin Laden. (Foto: AFP/FEDERATION FOR DEFENSE OF DEMOCRACIES)
Foto yang dirilis CIA pada 1 November 2017 memperlihatkan Hamza bin Laden. (Foto: AFP/FEDERATION FOR DEFENSE OF DEMOCRACIES)

Tawarkan Uang Hadiah, AS Legitimasi Putra Osama bin Laden

Arpan Rahman • 02 Maret 2019 13:48
Washington: Menyebarkan poster orang paling diburu dengan tawaran hadiah USD1 juta (setara Rp14 miliar) untuk Hamza bin Laden, putra dari pemimpin grup teroris al-Qaeda Osama bin Laden, merupakan langkah tegas Amerika Serikat. Uang hadiah bernilai fantastis tersebut melegitimasi posisi Hamza sebagai Osama, sekaligus menjadikannya sebagai tokoh yang sebelumnya kurang dikenal menjadi ternama di seluruh dunia.
 
Demikian disampaikan Alistair Bunkall, koresponden urusan pertahanan untuk laman Sky News, 1 Maret 2019.
 
Menurut Alistair, sulit untuk menilai apakah al-Qaeda secara internal menganggap Hamza bin Laden 'setinggi' penilaian AS, atau apakah dia memiliki sesuatu yang lebih dari sekadar figur di keluarga Osama bin Laden.

Kendati menjadi pewaris yang ditunjuk ayahnya, Hamza hanya seorang milenial berusia 30 tahun. Ia berupaya mengukir namanya di al-Qaeda, sebuah organisasi yang secara tradisional menghormati posisi anggota yang lebih tua.
 
Pendekatan Hamza sebagai sosok muda mungkin akan membantu membangkitkan kembali al-Qaeda di zaman modern, atau bisa jadi justru sebaliknya, yakni ditolak di kalangan internal oleh sejumlah figur yang lebih senior.
 
Hamza telah bersumpah membalas kematian ayahnya dan dikenal sebagai pemuda yang kurang dapat mengendalikan emosi. Jika dia memiliki dukungan yang cukup dari dalam al-Qaeda, maka hal tersebut dapat berbahaya bagi komunitas global.
 
Sementara saat perhatian sebagian besar media tertuju pada penghancuran kelompok militan Islamic State (ISIS), al-Qaeda diam-diam berusaha bangkit kembali tanpa mendapat banyak sorotan.
 
Al-Qaeda dikenal dekat dengan kelompok pemberontak Taliban di Afghanistan dan memiliki banyak anggota di sejumlah negara di kawasan Asia.
 
Di bawah kepemimpinan Ayman al Zawahiri, al-Qaeda berjuang keras untuk mencapai kembali kejayaan seperti di era Osama bin Laden. Bagi Ayman, hancurnya kekhilafahan ISIS di Suriah dan Irak dapat memberikan peluang baik bagi al-Qaeda.
 
Tidak seperti ISIS, al-Qaeda tidak pernah berupaya mengembangkan kekhilafahan sebagai prioritas utama. Grup tersebut lebih memilih mendekati warga lokal dan membangun kejayaannya dari bawah.
 
Namun ideologi al-Qaeda, serta kebenciannya terhadap Amerika Serikat dan para sekutunya, tidak pernah tergoyahkan sejak dulu. Hingga kini, al-Qaeda masih menjadi grup yang berbahaya bagi komunitas global.
 
Baca: AS Tawarkan Rp14 Miliar untuk Informasi Putra Osama bin Laden
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan