Salah satu misil tersebut adalah tipe jarak pendek yang telah ditembakkan dari Semenanjung Hodo menuju Laut Jepang. Kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan bahwa Kim telah memerintahkan uji coba misil untuk "meningkatkan kemampuan tempur" Korut.
Merespons hal tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meyakini Kim tidak akan mengambil tindakan yang dapat merusak masa depan hubungan baik antara AS dengan Korut.
"Saya yakin Kim Jong-un memahami penuh potensi ekonomi dari Korea Utara, dan tidak akan berbuat sesuatu yang berpotensi mengganggu atau mengakhiri hal tersebut," ujar Trump, dikutip dari laman BBC, Minggu 5 Mei 2019.
"Dan dia juga tahu bahwa saya selalu mendukungnya. Saya tidak mau dia melanggar janji. Kesepakatan akan terbentuk!" lanjut dia.
Terakhir kalinya Trump dan Kim bertemu adalah saat Konferensi Tingkat Tinggi di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu. KTT kali kedua itu berakhir tanpa perjanjian apapun, hampir sama dengan pertemuan pertama mereka di Singapura tahun lalu.
Dalam keterangan KCNA, Kim menekankan pentingnya "mempertahankan kedaulatan politik serta kesinambungan sektor ekonomoi" Korut di tengah ancaman dan invasi.
Tujuan dari latihan terbaru adalah menguji coba "peluncur roket berbagai kaliber jarak jauh." Kim disebut ingin mengetahui apakah peluncur roket itu dapat ditembakkan dan mengenai sasaran dengan tepat.
Tahun lalu, Kim Jong-un mengaku akan menghentikan uji coba nuklir dan juga tidak akan lagi meluncurkan misil balistik antarbenua. Namun hingga saat ini aktivitas nuklir Korut masih terpantau aktif.
Pyongyang pernah mengklaim telah mengembangkan sebuah bom nuklir berukuran kecil yang dapat dipasang di hulu ledak misil tipe jarak jauh dan juga antarbenua.
Baca: Korea Utara Uji Coba Misil Jarak Pendek
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News