Penetapan Ikhwanul Muslimin atau Muslim Brotherhood sebagai grup teroris akan diikuti serangkaian sanksi ekonomi dan larangan bepergian bagi para anggotanya. Diperkirakan ada lebih dari tiga juta anggota Ikhwanul Muslimin yang tersebar di seantero Timur Tengah.
Rencana AS ini diumumkan usai Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menunjungi Gedung Putih di Washington pada April lalu. Media lokal AS melaporkan bahwa dalam pertemuan itu, Sisi meminta Trump menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai grup teroris.
Dilansir dari laman BBC, Selasa 30 April 2019, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengonfirmasi bahwa pemerintahan Trump memang berencana melakukan penetapan tersebut.
"Presiden (Trump) telah berkonsultasi dengan tim keamanan nasional dan para pemimpin di kawasan yang memiliki kekhawatiran sama. Penetapan (Ikhwanul Muslimin sebagai grup teroris) ini sedang menjalani proses internal," tutur Sanders.
Setelah Sisi berkunjung ke Washinton pada 9 April, Trump dilaporkan meminta otoritas keamanan dan diplomatik AS untuk mencari cara menjatuhkan sanksi ke para anggota Ikhwanul Muslimin.
Mesir telah menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai grup teroris. Sisi telah menggulingkan Mohammed Morsi dari kursi kepresidenan pada 2013. Morsi adalah mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin.
Merespons rencana AS, Ikhwanul Muslimin melalui situsnya menegaskan akan tetap berkomitmen pada nilai-nilai perjuangan yang dijalankan sejauh ini.
"Kami akan terus berjuang melalui pemikiran kami yang moderat dan damai. Kami juga ingin mendorong kerja sama jujur dan konstruktif untuk melayani masyarakat di wilayah tempat kami tinggal dan juga untuk kemanusiaan secara umum," ujar Ikhwanul Muslimin.
Menurut laporan New York Times, rencana menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai grup teroris memicu perselisihan antara Gedung Putih dengan Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon.
Meski Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sama-sama mendukung rencana penetapan, sejumlah pejabat serta diplomat AS mempertanyakan langkah tersebut dari sisi hukum dan kebijakan.
Baca: Mesir Tahan 30 Pendukung Ikhwanul Muslimin
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id