Hal tersebut tercermin dari wawancara Trump dengan kantor berita NBC News belum lama ini. yang berlangsung pada Jumat lalu dan ditayangkan pada Minggu 23 Juni 2019.
"Arab Saudi adalah pembeli besar produk (Amerika). Hal itu penting bagi saya, karena juga menghasilkan banyak lapangan pekerjaan," kata Trump disitir dari TIME.
Dalam kesempatan itu, Trump mengatakan isu mengenai kematian Khashoggi "tidak muncul" saat ia dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bertemu pada Kamis pekan lalu. Kala itu, Trump mengaku sebagian besar diskusi berkutat di isu Iran.
Pangeran Mohammed adalah tokoh sentral dalam kematian Khashoggi, karena dinilai sejumlah pihak sebagai dalang utama di balik kasus tersebut. Saudi telah membantah keras sang putra mahkota terlibat pembunuhan.
Namun pekan lalu, sebuah laporan independen dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan "bukti kredibel" untuk melanjutkan penyelidikan Khashoggi terkait dengan peran Pangeran Mohammed. Laporan PBB itu juga menyerukan FBI untuk ikut menginvestigasi.
Sejumlah agensi intelijen AS sebelumnya telah menyimpulkan bahwa putra mahkota memerintahkan agar Khashoggi dibunuh di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Pembunuhan diduga terkait berbagai tulisan Khashoggi yang mengkritik kebijakan kerajaan Arab Saudi.
Trump mengatakan kasus pembunuhan Khashoggi "telah diinvestigasi secara mendalam," namun belum mengarahkan FBI untuk melanjutkannya. Tahun lalu, Trump menolak menjatuhkan hukuman kepada Saudi atas kasus Khashoggi.
Menurut Trump, dirinya akan menjadi seperti "orang bodoh" jika menolak melakukan bisnis dengan negara mitra, termasuk Saudi. Ia berargumen Saudi akan berpaling ke Tiongkok atau Rusia jika AS menolak menjual senjata ke Riyadh.
Senat AS pekan lalu sepakat akan menghalangi usaha Trump menjual senjata ke Arab Saudi. Namun Trump telah berjanji akan menggunakan hak veto terhadap aksi Senat tersebut.
Baca: Senat AS Blokir Penjualan Senjata USD8 M ke Arab Saudi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News