Warga Venezuela melakukan protes menentang kekuasaan Nicolas Maduro. (Foto: AFP).
Warga Venezuela melakukan protes menentang kekuasaan Nicolas Maduro. (Foto: AFP).

Rakyat Venezuela Kelaparan, Mendesak Minta Bantuan

Arpan Rahman • 14 Februari 2019 18:05
Cucuta: Ketika pengiriman bantuan Amerika Serikat (AS) tertahan di gudang perbatasan Kolombia, warga Venezuela kelaparan yang tinggal di dekatnya bertanya-tanya kapan mereka akan makan nanti.
 
"Mereka harus mulai membagikannya di sini," kata Jorge Arraiz, yang telantar di jalanan di Cucuta. Kota Kolombia itu telah menjadi stasiun jalan bagi lebih dari satu juta orang yang melarikan diri dari krisis kemanusiaan di negara asalnya.
 
"Anak-anak saya di Venezuela tidak bisa makan. Makanan itu tidak ada gunanya disimpan di gudang," serunya, seperti disitir dari laman Guardian, Kamis 14 Februari 2019.

Baca juga: Guaido Buka Akses Bantuan Kemanusiaan ke Venezuela.
 
Juan Guaido, tokoh oposisi, sekarang diakui sebagai pemimpin Venezuela oleh puluhan pemerintah mancanegara, mengumumkan pada Selasa bahwa rombongan relawan akan membawa pengiriman makanan dan obat-obatan melintasi perbatasan pada 23 Februari.
 
Langkah ini hanya memprovokasi pemerintah Venezuela, seperti yang diumumkan Guaido, mengarak pasukan di jembatan internasional yang sama yang telah dipilih oposisi.
 
Para pejabat AS dan para pemimpin oposisi secara eksplisit menyatakan bahwa salah satu tujuan bantuan ini adalah melemahkan Nicolás Maduro. Sambil memaksa militer Venezuela untuk memilih antara memblokir karavan bantuan atau tidak mematuhi atasan mereka. Taktik ini juga memungkinkan mereka menggambarkan Maduro sebagai seorang diktator tak berperasaan yang mendahulukan harga diri di hadapan rakyatnya yang kelaparan.
 
Ketika pihak berwenang Venezuela memposisikan kontainer pengiriman dan sebuah kapal tanker bahan bakar melintasi jembatan internasional Tienditas, penentang Maduro -- termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan senator AS Marco Rubio -- menyoroti gambar dari blokade tentara untuk memperkuat pesan mereka bahwa presiden Venezuela menolak izin makanan masuk.
 
“Dengan memblokir bantuan kepada rakyat Venezuela, Maduro melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dan para pemimpin militer di Venezuela yang melaksanakan perintah ini mendiskualifikasi diri mereka dari bantuan sanksi atau jaminan pasca-Maduro yang didukung AS," twit Rubio.
 
Sementara itu, Maduro dan lingkarannya menyangkal terjadi kekurangan makanan di Venezuela. Meskipun ada laporan luas tentang kelaparan kronis di negara itu. Ia telah menggambarkan bantuan itu sebagai kuda Troya yang dikirim oleh AS dan sekutunya. Wakil presidennya, Delcy Rodriguez, bahkan melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa paket makanan telah diracuni dengan karsinogen.
 
"Tidak ada kelaparan di Venezuela," kata Maduro dalam sebuah siaran BBC pada Selasa. Ditambahkan bahwa liputan media tentang kekurangan makanan mengikuti "naskah bikinan barat untuk menjelekkan situasi Venezuela, dan membenarkan setiap intervensi, agresi apa pun, seperti yang terjadi saat ini".
 
Politisasi bantuan telah menyebabkan kekhawatiran di antara kelompok-kelompok kemanusiaan. Lebih dari selusin LSM dengan kantor di Kolombia mengeluarkan pernyataan yang mengingatkan pihak-pihak terkait bahwa bantuan harus diarahkan demi menyelamatkan nyawa daripada mencapai tujuan politik.
 
Saat ini, pengiriman pertama bantuan berada di sebuah gudang di sebelah jembatan Tienditas, yang selesai pada 2016 tetapi tidak pernah diresmikan. Meskipun ribuan orang menyeberangi jembatan Simon Bolivar terdekat dengan berjalan kaki setiap hari, perbatasan sudah ditutup bagi sebagian besar kendaraan sejak 2015 setelah serangkaian perselisihan antara kedua negara.
 
Sejauh ini, hanya sebagian kecil dari USD20 juta dalam bantuan yang dijanjikan oleh AS telah tiba; Kanada telah menjanjikan USD40 juta dan Inggris mengatakan akan menyediakan GBP6,5 juta, disalurkan ke negara itu melalui badan amal dan organisasi bantuan lainnya yang sudah ada di Venezuela.
 
Tetapi para analis mengatakan bahwa jumlah janji itu hanya setetes air di lautan dibandingkan dengan kebutuhan warga putus asa Venezuela. Hingga kini, Guaido dan pendukung internasionalnya memiliki keuntungan dalam perang propaganda, kata Dimitris Pantoulas, analis dan konsultan yang berbasis di Caracas.
 
Di jembatan Simon Bolivar di luar Cucuta, keluarga kelas buruh Venezuela yang kelaparan bersiap-siap naik bus ke Cali, kota di Kolombia di mana mereka berharap mulai kehidupan baru.
 
"Maduro berbicara tentang perang ekonomi yang melanda Venezuela, tetapi kita sudah hidup melalui perang," kata Victor Pena, yang pernah menjadi pencari nafkah tetapi sekarang tidak menghasilkan cukup uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "Ketika orang-orang kelaparan dan takut meninggalkan rumah mereka, apa itu bukan perang?" tanyanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan