Kemenhan Venezuela mengatakan helikopter itu terbang dari Caracas menuju negara bagian Cojedes. Di tengah perjalanan, Kemenhan Venezuela menyebut helikopter tersebut "jatuh ke tanah" tanpa menyebutkan penyebab pastinya.
"Saya menyesalkan terjadinya insiden ini dan mengungkapkan belasungkawa mendalam kepada keluarga dan kerabat para korban," tulis Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Twitter, dilansir dari laman Guardian, Minggu 5 Mei 2019.
Saat kejadian, Maduro sedang berada di Cojedes dan menyaksikan serangkaian latihan militer. Dalam sebuah pidato di televisi, rangkaian latihan ini telah memperlihatkan kesiapan militer Venezuela dalam menghadapi ancaman dari Amerika Serikat.
Selama ini, Maduro menuduh pemerintah AS mencoba mendorong terjadinya kudeta terhadap dirinya. Ia menuding AS menggunakan tokoh oposisi Juan Guaido untuk mendepaknya dari kursi kepresidenan.
Konflik politik terbaru di Venezuela dimulai sejak Januari lalu, saat Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro.
Akhir April lalu, Maduro mengklaim pihaknya telah berhasil mencegah kudeta. Menurutnya, kudeta itu telah direncanakan kelompok sayap kanan dan juga geng pimpinan Presiden AS Donald Trump.
Dalam pidato selama lebih kurang satu jam pada Selasa 30 April malam waktu setempat, Maduro menuduh tokoh oposisi Juan Guaido dan politikus Leopoldo Lopez sempat berusaha memicu konflik bersenjata. Maduro menilai konflik bersenjata semacam itu berpotensi dijadikan landasan oleh sejumlah negara asing, terutama AS, untuk melancarkan intervensi militer ke Venezuela.
"Namun para anggota yang loyal terhadap militer kita telah berhasil menggagalkan kudeta dalam hitungan jam, dimulai sejak pukul 04.00 pagi," klaim Maduro.
Baca: Pengadilan Venezuela Perintahkan Penangkapan Tokoh Oposisi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News