Sedikitnya 15 pasien penyakit ginjal di Venezuela dilaporkan meninggal dunia di tengah pemadaman listrik masif sejak Kamis pekan kemarin. Sejumlah rumah sakit kerepotan akibat tidak adanya aliran listrik.
"Kita harus mengatasi bencana ini secepatnya. Kita tidak dapat mengabaikannya," kata Guaido, seperti dikutip dari laman AFP. Guaido telah mendeklarasikan diri sebagai kepala negara interim pengganti Presiden Nicolas Maduro pada Januari lalu.
Akhir pekan kemarin, Guaido mengatakan kepada awak media bahwa dirinya akan menggelar pertemuan dengan Majelis Nasional Venezuela untuk mendeklarasikan "status darurat."
Bulan lalu, Maduro menggunakan kekuatan militer untuk memblokade langkah oposisi yang berusaha menyalurkan lebih dari 250 ton bantuan kemanusiaan via Kolombia dan Brasil. Maduro mencegah bantuan masuk karena menganggapnya hanya sebagai kedok Amerika Serikat untuk menginvasi Venezuela.
Merespons Guaido, Maduro pada Minggu 10 Maret menegaskan dirinya tidak akan menyerah di bawah tekanan. Dia menyebut Guaido sebagai "boneka" AS yang berusaha melakukan kudeta.
"Strategi untuk menjatuhkan kita semua ini akan berakhir gagal," tulis Maduro di Twitter.
Listrik kembali mengalir ke beberapa wilayah di Caracas, Venezuela, pada Minggu malam. Namun keceriaan warga kembali menurun karena pasokan aliran listrik belum stabil sepenuhnya, yang kembali memicu pemadaman.
Sejumlah kantor dan sekolah di Venezuela masih ditutup hingga hari ini karena tidak adanya aliran lisrik.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza menyebut Guaido sebagai utusan khusus Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, saat ini Guaido sudah bertindak layaknya "Dubes Donald Trump untuk Venezuela." Arreaza menegaskan langkah Washington sejauh ini untuk mendepak Maduro dari tampuk kekuasaan gagal membuahkan hasil.
Baca: Menlu Venezuela Labeli Guaido Dubes Presiden Trump
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News