Lokasi ledakan di Texas dimana pelaku meninggalkan video pesan (Foto: AFP).
Lokasi ledakan di Texas dimana pelaku meninggalkan video pesan (Foto: AFP).

Pengebom Texas Tinggalkan Video Pengakuan sebelum Tewas

Arpan Rahman • 22 Maret 2018 18:08
 Austin: Tersangka pengeboman Austin, Amerika Serikat (AS), mencatat pengakuan video yang panjang, kata polisi, pada Rabu malam 21  Maret.
 
Brian Manley, kepala polisi interim Austin, mengatakan dalam konferensi pers bahwa sebelum Mark Conditt meninggal setelah meletuskan sebuah ledakan di mobilnya ketika petugas mendekatinya, dia membuat video 25 menit. Video itu ditemukan di teleponnya, di mana dia gambarkan perbedaan antara perangkat eksplosif secara rinci.
 
(Baca: Dua Orang Terluka dalam Ledakan di Texas).
 
"Saya akan mengklasifikasikan ini sebagai pengakuan," kata Manley. Mengenai motif, ia menambahkan, "Kami tidak akan pernah bisa meletakkan alasan (rasional) di balik semua tindakan ini," tegasnya, seperti dinukil Guardian, Kamis 22 Maret 2018.
 
Namun, Manley berkata, "Dia sama sekali tidak menyebutkan apa pun tentang terorisme juga tidak menyebutkan apa pun tentang kebencian. Namun sebaliknya, ini adalah seruan seorang pemuda yang sangat tertantang berbicara tentang tantangan dalam kehidupan pribadinya yang membawanya ke titik ini."
 
Manley mengaku polisi tidak memiliki rencana untuk merilis video, yang mereka yakini dibuat antara pukul 9 malam dan 11 malam waktu setempat, pada Selasa 20 Maret, beberapa jam sebelum kematian tersangka. Dia mengindikasikan video itu menyatakan bahwa Conditt berencana melakukan lebih banyak kejahatan, tetapi Manley menolak untuk menjelaskannya.
 
Selama 19 hari teror, polisi percaya Conditt bertanggung jawab atas lima ledakan yang menewaskan dua orang dan melukai lima lainnya. Perangkat lain, paket bom yang ditemukan di fasilitas kotak surat dekat bandara internasional ibu kota Texas, tidak meledak.
 
Ledakan keenam juga berakibat fatal, tetapi kali itu tersangka yang membayar nyawanya. Polisi mengatakan bahwa ketika tim Swat mendekati pemuda berusia 23 tahun dalam kegelapan di pinggiran Round Rock, dia mengendarai SUV-nya ke selokan dan meledakkan sebuah alat di dalam kendaraannya.
 
Bahwa orang itu dicurigai melancarkan kampanye pemboman berantai menggunakan perangkat yang ditinggalkan di depan pintu rumah, dikirim melalui FedEx atau ditempatkan di jalan perumahan yang tenang dengan rentangan kabel tampaknya menjadi kejutan bagi mereka yang mengenalnya dengan sangat baik.
 
Keluarganya mengeluarkan pernyataan, pada Rabu 21 Maret. Mereka berkata "tidak tahu bahwa Markus yang berbuat". Seorang petugas polisi menjaga rumah orangtuanya di pinggiran Pflugerville, Austin, di mana festival Jerman tahunan Deutsche Pfest sumber utama kemeriahan.
 
Tanpa menyebut namanya, seorang petugas mengatakan anggota keluarga yang lain tidak dicurigai dan penggeledahan properti itu tidak menunjukkan sesuatu yang mencurigakan.
 
Ketika rangkaian bom paket meledak sepanjang bulan Maret, tersangka dibandingkan dengan Ted Kaczynski, teroris domestik, dikenal sebagai Unabomber. Ia menjalani hukuman tanpa pembebasan bersyarat di penjara di Florence, Colorado, untuk serangkaian pengeboman antara 1978-1995, yang membentang di seantero AS.
 
Kaczynski, mahasiswa matematika yang berpendidikan Harvard, menyebarkan serangannya begitu lama. Menewaskan tiga orang dan melukai banyak korban lainnya. Ia bersembunyi sangat rahasia sehingga butuh waktu bertahun-tahun baginya untuk ditangkap.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan