"Saya tidak akan mengundurkan diri. Itu tidak pernah terlintas dalam pikiran saya," kata Rouseff dalam pidatonya, seperti dikutip Reuters, Rabu (11/5/2016).
Rouseff juga mengatakan pelaksanaan proses pemakzulan terhadap dirinya akan membahayakan stabilitas politik.
Namun, para pengurus di kantor kepresidenan Brasil telah mengemasi rak-rak dan barang-barang Rouseff dari mejanya menyusul sidang pemakzulan pada Rabu 11 Mei waktu setempat.
Jaksa Agung Eduardo Cardozo meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan proses pemakzulan Rouseff karena menurutnya hal itu bermotif politik dan tidak memiliki dasar hukum yang jelas.

Rakyat Brasil dukung pemakzulan Rouseff/AFP
Sebelumnya, Ketua interim Kongres Brasil, Waldir Maranhao mengatakan ia akan meneruskan voting untuk memecat Dilma Rousseff dari jabatan presiden. Maranhao menyerukan diadakannya voting ulang di Kongres untuk menentukan nasib Rousseff.
"Saya telah membalikkan keputusan tersebut," kata Maranhao pada Selasa 10 Mei kemarin.
Majelis Rendah mendukung langkah pemakzulan pada Minggu. Majelis Tinggi diperkirakan akan memberi suara untuk masalah ini awal Mei.
Kemenangan mayoritas kecil oleh oposisi akan membekukan jabatan Dilma dan persidangannya oleh Majelis Tinggi bisa berlangsung hingga enam bulan. Jika terbukti bersalah, Dilma Rousseff akan menjadi pemimpin Brasil pertama yang dimakzulkan dalam lebih dari 20 tahun.
Penolakan terhadap Rousseff telah meningkat dalam beberapa bulan belakangan, dengan tuduhan secara ilegal menutup-nutupi defisit anggaran pemerintah pada 2014 untuk meningkatkan peluangnya untuk terpilih kembali. Namun, Dilma Rousseff membantah tuduhan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News