Truk tanki yang digunakan untuk memblokir masuknya bantuan kemanusiaan dari Kolombia ke Venezuela. (Foto: AFP).
Truk tanki yang digunakan untuk memblokir masuknya bantuan kemanusiaan dari Kolombia ke Venezuela. (Foto: AFP).

Bantuan Kemanusiaan Jadi Alat Perebutan Kekuasaan di Venezuela

Arpan Rahman • 07 Februari 2019 13:01
Caracas: Para perwira militer Venezuela memblokir sebuah jembatan di perbatasan dengan Kolombia menjelang pengiriman bantuan kemanusiaan. Sementara pemimpin oposisi Juan Guaido menyemburkan tantangannya kepada otoritas Presiden Nicolas Maduro.
 
Sebelumnya pada Selasa, Majelis Nasional yang didominasi oposisi memperingatkan angkatan bersenjata, yang merupakan basis kekuatan Maduro, agar tidak melewati ‘garis batas’ dengan menghalangi bantuan.
 
Baca juga: Venezuela Blokade Pengiriman Bantuan Kemanusiaan.

Guaido, yang menyatakan dirinya sebagai presiden pada 23 Januari mengklaim bahwa hingga 300.000 orang menghadapi kematian jika bantuan itu tidak diberikan.
 
"Anda tahu ada peringatan, Anda tahu betul ada batasnya, Anda tahu bahwa obat-obatan, makanan, dan pasokan medis adalah batas itu," kata anggota parlemen Miguel Pizarro dalam sebuah pesan kepada militer, seperti dikutip dari laman Telegraph, Kamis 7 Februari 2019.
 
Maduro mengatakan bantuan kemanusiaan akan menjadi cikal bakal dari invasi yang dipimpin Amerika Serikat. Ia bersikeras "tidak ada yang akan masuk, tidak ada tentara yang menyerang."
 
Para perwira militer Venezuela menggunakan sebuah truk tangki dan kontainer pengiriman besar buat memblokir akses ke jembatan Tienditas, yang menghubungkan Cucuta, Kolombia ke Urena, Venezuela.
 
Franklyn Duarte, anggota parlemen oposisi dari negara bagian Tachira, mengatakan kepada AFP bahwa pasukan dari angkatan bersenjata menghalangi penyaluran.
 
Pengiriman bantuan sedang dikoordinasikan oleh Guaido, yang telah menyatakan dirinya sebagai presiden sementara negara kaya minyak dan sekarang menikmati dukungan dari sekitar 40 negara sebagai pemimpin sah Venezuela.
 
Baca juga: Guaido Desak Militer Venezuela Izinkan Truk Bantuan Masuk.
 
Maduro, 56, berulang kali menuduh AS mengobarkan kudeta. AS, tidak mengesampingkan intervensi militer di Venezuela yang dilanda krisis, adalah negara pertama yang mengakui Guaido sebagai penjabat presiden, diikuti selusin negara Amerika Latin.
 
Pada pidato kenegaraannya Selasa malam, Presiden Donald Trump menegaskan kembali dukungan AS untuk Guaido. Ia katakan "kami mendukung rakyat Venezuela dalam upaya mulia mereka untuk kebebasan."
 
Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol di antara 20 negara Uni Eropa yang memihak Guaido pekan ini setelah Maduro mengabaikan tuntutan mengumumkan pemilihan presiden baru pada 3 Februari
 
Guaido sedang mencoba mendongkel Maduro dari kekuasaan, membentuk pemerintahan transisi, dan mengadakan pemilihan presiden baru. Dia berterima kasih kepada para pendukung Uni Eropa-nya "karena menyokong semua rakyat Venezuela dalam perjuangan yang kami lakukan demi menyelamatkan demokrasi, kebebasan, dan keadilan negara kami."
 
Tetapi sekutu penting Maduro, Rusia, mengecam apa yang disebutnya campur tangan di negara Amerika Latin yang kaya minyak tapi sekarang miskin. Dikatakan itu adalah upaya untuk ‘melegitimasi kekuasaan yang dirampas.’
 
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh UE berusaha "menggulingkan pemerintah dengan kekerasan dan tipu muslihat," sambil memaki AS karena memperlakukan Venezuela seperti "salah satu negara bagian Anda."
 
Guaido, 35, mengklaim legitimasinya dari konstitusi dan sudah meningkatkan tekanan pada Maduro dengan menyerukan para pendukungnya turun ke jalan.
 
Demonstrasi massal berikutnya dijadwalkan pada 12 Februari. Guaido masih harus menemukan cara untuk membawa bantuan kemanusiaan yang dihambat militer yang setia kepada Maduro.
 
Dia menuduh militer pada Senin berencana mengalihkan bantuan yang ditimbun di Kolombia, Brasil, dan pulau Karibia yang tidak dikenal. Militer ingin merampasnya lalu mendistribusikannya melalui program makanan bersubsidi pemerintah sosialis bagi pendukungnya sendiri.
 
Majelis Nasional mengatakan militer harus memutuskan apakah berpihak pada rakyat atau ‘jadi masalah.’ Guaido tahu dia membutuhkan pasukan bersenjata di sisinya buat mendepak Maduro. Dia didukung pada Sabtu oleh pembelotan jenderal top angkatan udara.
 
Pemerintahan alternatifnya akan mengadakan pembicaraan di Washington 14 Februari untuk menanggapi ‘krisis kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern.’
 
Maduro mengungkapkan pada Senin bahwa ia mengirim surat kepada Paus Fransiskus guna mencari bantuan dalam menengahi krisis negara itu. Paus berkata kepada wartawan Selasa bahwa itu akan membutuhkan kesepakatan dari pemerintah dan oposisi.
 
PBB menyebutkan, 40 orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan dalam sepekan protes bulan lalu. Bertepatan dengan proklamasi Guaido sebagai pemimpin sementara. LSM lokal Foro Penal mengatakan hampir 1.000 orang ditahan antara 21 dan 31 Januari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan